Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus, Ini Potensi Bahayanya

Kompas.com - 03/07/2022, 13:16 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LEWOLEBA, KOMPAS.com - Gunung api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, NTT, kembali meletus, Minggu (3/7/2022).

Terpantau, asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih, kelabu, dan hitam dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter-1.000 meter di atas puncak kawah.

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Meletus 21 Kali dalam Kurun Waktu 12 Jam

"Sejak pukul 06.00 Wita-12.00 Wita teramati dua kali letusan dengan tinggi 500 m-1000 m dan warna asap kelabu dan hitam. Letusan disertai gemuruh lemah hingga sedang," ujar Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Syawaludin dalam keterangannya, Minggu.

Ia menjelaskan, pada periode yang sama terjadi 12 kali gempa embusan dengan amplitudo 3.7-67 mm, durasi gempa 19-34 detik, dan gempa tremor non-harmonik lima kali dengan amplitudo 3.5-6.8 mm, dan durasi 98-144 detik.

Sementara itu, Kepala Pos PGA Ile Lewotolok Stanislaus Ara Kian mengatakan, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi pada 30 Juni 2022, tingkat aktivitas Gunung Ile Lewotolok masih berada pada level III siaga.

Ia menjelaskan, dari pengamatan visual dan instrumental, Gunung Ile Lewotolok masih mengalami erupsi disertai aliran dan guguran lava serta lontaran material pijar.

Secara visual, kata dia, terjadi peningkatan erupsi eksplosif dan efusif. Selain itu, aliran lava dan guguran terjadi secara intensif ke arah timur dan timur laut hingga mencapai jarak 700 meter dari bibir kawah.

Berdasarkan pengamatan kegempaan, terjadi peningkatan gempa letusan dan guguran. Sementara gempa embusan dan gempa tremor-non harmonik masih terekam dalam jumlah yang cukup tinggi.

"Ini menandakan terjadinya peningkatan pada proses pelepasan material erupsi ke permukaan yang sertai pergerakan aliran lava keluar dari tepi kawah bagian timur," jelasnya.

Stanislaus juga berujar, kemiringan lereng dan ketidakstabilan aliran lava menyebabkan terjadinya guguran lava yang mengarah ke Desa Lamawolo dan Lamatokan.

Oleh sebab itu, potensi bahaya yang harus diwaspadai saat ini adalah bertambahnya jarak luncur aliran lava dan guguran lava ke arah timur dan timur laut melalui aliran sungai yang mengarah ke Desa Lamawolo dan Desa Lamatokan.

"Aliran dan guguran lava pijar serta awan panas yang dihasilkan ini dapat mencapai radius 4 km ke arah timur dan timur laut," ujarnya.

Stanislaus menambahkan, erupsi eksplosif masih berpotensi terjadi dengan tingkat ancamannya di dalam radius tiga kilometer dan sektoral 3,5 kilometer ke arah tenggara, timur, dan timur laut.

Hujan abu lebat dapat terjadi menyertai erupsi eksplosif dengan sebaran mencapai lebih dari tiga kilometer, tergantung pada arah dan kekuatan angin.

Baca juga: Warga Lereng Gunung Ile Lewotolok Cemas akibat Erupsi Terus-menerus, Ini Kata BPBD Lembata

Ada pula potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar dapat terjadi pada sungai yang berhulu terutama pada saat musim hujan.

"Untuk potensi ancaman lain, bahaya gas-gas vulkanik beracun seperti CO2, CO, dan SO2 hanya terbatas di daerah puncak," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com