LEWOLEBA, KOMPAS.com - Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan kembali meletus, Sabtu (2/7/2022).
Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok mencatat, sejak pukul 00.00 Wita-12.00 Wita atau selama 12 jam, terjadi 21 kali letusan yang disertai gemuruh dan dentuman sedang hingga kuat.
"Pada periode pengamatan pukul 00.00 Wita-06.00 Wita, gunung meletus 15 kali, dan pukul 06.00 Wita-12.00 Wita terjadi 6 kali letusan," jelas Petugas Pos PGA Ile Lewotolok, Fajaruddin M. Balido dalam keterangannya.
Baca juga: Warga Lereng Gunung Ile Lewotolok Cemas akibat Erupsi Terus-menerus, Ini Kata BPBD Lembata
Fajaruddin membeberkan, pada pukul 00.00 Wita-06.00 Wita, aktivitas vulkanik mengalami peningkatan.
Teramati lontaran lava ke segala arah dengan jarak luncur 300 meter hingga 800 meter dari pusat erupsi.
Selain itu, asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna kelabu dan hitam dengan intensitas tebal dan tinggi 500 meter hingga 1.200 meter di atas puncak kawah.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Lontarkan Lava Pijar, Warga yang Panik Disarankan Evakuasi Mandiri
"Pada periode ini letusan disertai gemuruh dan dentuman sedang hingga kuat," ujarnya.
Sementara pada periode enam jam terakhir, sejak pukul 06.00 Wita-12.00 Wita, aktivitas kegempaan cenderung menurun.
Teramati enam kali letusan dengan tinggi kolom abu 300 meter hingga 800 meter berwarna putih dan kelabu.
"Letusan disertai gemuruh dan dentuman lemah hingga sedang," katanya.
Teramati pula asap kawah bertekanan lemah hingga sedang berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter hingga 800 meter di atas puncak kawah.
Kepala Pos PGA Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian menjelaskan, pada periode ini sistem magma mulai kembali terbuka setelah tertutup sementara dalam waktu 24 jam terakhir.
"Data seismik enam jam terakhir berupa 43 kali gempa embusan dan jenis gempa lainnya. Sehingga aktivitas siang ini cenderung landai ketimbang 24 jam terakhir," jelas Stanislaus.
Pihaknya terus memantau setiap pergerakan magma. Ia mengimbau agar masyarakat lereng gunung tetap meningkatkan kewaspadaan meski belum ada rekomendasi evakuasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.