Salin Artikel

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus, Ini Potensi Bahayanya

Terpantau, asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih, kelabu, dan hitam dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter-1.000 meter di atas puncak kawah.

"Sejak pukul 06.00 Wita-12.00 Wita teramati dua kali letusan dengan tinggi 500 m-1000 m dan warna asap kelabu dan hitam. Letusan disertai gemuruh lemah hingga sedang," ujar Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Syawaludin dalam keterangannya, Minggu.

Ia menjelaskan, pada periode yang sama terjadi 12 kali gempa embusan dengan amplitudo 3.7-67 mm, durasi gempa 19-34 detik, dan gempa tremor non-harmonik lima kali dengan amplitudo 3.5-6.8 mm, dan durasi 98-144 detik.

Sementara itu, Kepala Pos PGA Ile Lewotolok Stanislaus Ara Kian mengatakan, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi pada 30 Juni 2022, tingkat aktivitas Gunung Ile Lewotolok masih berada pada level III siaga.

Ia menjelaskan, dari pengamatan visual dan instrumental, Gunung Ile Lewotolok masih mengalami erupsi disertai aliran dan guguran lava serta lontaran material pijar.

Secara visual, kata dia, terjadi peningkatan erupsi eksplosif dan efusif. Selain itu, aliran lava dan guguran terjadi secara intensif ke arah timur dan timur laut hingga mencapai jarak 700 meter dari bibir kawah.

Berdasarkan pengamatan kegempaan, terjadi peningkatan gempa letusan dan guguran. Sementara gempa embusan dan gempa tremor-non harmonik masih terekam dalam jumlah yang cukup tinggi.

"Ini menandakan terjadinya peningkatan pada proses pelepasan material erupsi ke permukaan yang sertai pergerakan aliran lava keluar dari tepi kawah bagian timur," jelasnya.

Stanislaus juga berujar, kemiringan lereng dan ketidakstabilan aliran lava menyebabkan terjadinya guguran lava yang mengarah ke Desa Lamawolo dan Lamatokan.

Oleh sebab itu, potensi bahaya yang harus diwaspadai saat ini adalah bertambahnya jarak luncur aliran lava dan guguran lava ke arah timur dan timur laut melalui aliran sungai yang mengarah ke Desa Lamawolo dan Desa Lamatokan.

"Aliran dan guguran lava pijar serta awan panas yang dihasilkan ini dapat mencapai radius 4 km ke arah timur dan timur laut," ujarnya.

Stanislaus menambahkan, erupsi eksplosif masih berpotensi terjadi dengan tingkat ancamannya di dalam radius tiga kilometer dan sektoral 3,5 kilometer ke arah tenggara, timur, dan timur laut.

Hujan abu lebat dapat terjadi menyertai erupsi eksplosif dengan sebaran mencapai lebih dari tiga kilometer, tergantung pada arah dan kekuatan angin.

Ada pula potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar dapat terjadi pada sungai yang berhulu terutama pada saat musim hujan.

"Untuk potensi ancaman lain, bahaya gas-gas vulkanik beracun seperti CO2, CO, dan SO2 hanya terbatas di daerah puncak," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/07/03/131653078/gunung-ile-lewotolok-kembali-meletus-ini-potensi-bahayanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke