JAYAPURA, KOMPAS.com - Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Papua, Kombes Faizal Ramadhani mengungkapkan, kasus penangkapan terhadap oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Nduga berkaitan dengan kasus pembunuhan Bripda Diego Rumaropen.
Menurutnya, kasus ASN yang ditangkap karena membawa 615 amunisi dan kasus pembunuhan Bripda Diego sama-sama bermuara pada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Nduga yang dipimpin oleh Egianus Kogoya.
"Jadi sejak April lalu, kelompok Nduga ini kehabisan amunisi dan mereka membentuk 10 tim untuk mencari amunisi," kata Faizal di Jayapura, Kamis (30/6/2022).
Baca juga: Oknum ASN Nduga Ditangkap Bawa Senjata Rakitan dan 615 Butir Amunisi, Diduga untuk KKB
Faizal menyebut, aparat keamanan sudah berhasil mengetahui identitas pelaku pembunuhan Bripda Diego Rumaropen yang terjadi di Kabupaten Jayawijaya pada 16 Juni 2022. Pada kesempatan itu, pelaku juga merampas senjata yang dipegang korban.
"Kami sudah profiling para pelaku dan mereka adalah kelompok dari Nduga," kata dia.
Baca juga: Kapolda Papua Copot Komandan Kompi D Wamena Terkait Tewasnya Bripda Diego Rumaropen
Begitu juga dengan penangkapan terhadap AN, seorang ASN dari Kabupaten Nduga. Menurutnya, amunisi yang dibawa ASN itu juga merupakan bagian dari usaha kelompok Egianus Kogoya mencari amunisi.
AN ditangkap dengan barang bukti 615 butir amunisi dan satu senjata api rakitan.
"Dan dari hasil penyelidikan kami, kami tahu mereka sedang mengeluarkan beberapa penghubung-penghubung untuk mencari senjata dan amunisi," kata Faizal.
Ia menyebut, kelompok Nduga adalah KKB yang paling aktif mencari amunisi dan polisi sedang mencoba mendalami sumber anggarannya.
Seperti amunisi yang diamankan dari AN, Faizal menyebut dibutuhkan uang dalam jumlah besar untuk mendapatkannya.
"Kita sedang dalami karena informasi yang kita dapat itu, satu butir peluru dia hargai Rp 200.000. Jadi, sekitar Rp 120 juta. Cuma kita belum tahu sumber dananya dari mana," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.