Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/06/2022, 16:27 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

LEWOLEBA, KOMPAS.com - Gunung api Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, NTT kembali meletus pada Kamis (30/6/2022).

Terpantau sejak pukul 06.00 Wita - 12.00 Wita, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter - 500 meter di atas puncak kawah.

"Teramati letusan dengan tinggi 400 meter dan warna asap putih dan kelabu. Letusan disertai gemuruh lemah," ujar Petugas Pos PGA Ile Lewotolok Fajaruddin M. Balido dalam keterangan tertulis, Kamis.

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Alami 10 Kali Gempa Letusan, Waspada Potensi Guguran Lava Pijar dan Awan Panas

Fajaruddin menerangkan, selama enam jam, terjadi 11 kali gempa embusan dengan amplitudo 2.7-10.4 mm dan durasi 27-103 detik, tremor non-harmonik satu kali dengan amplitudo 4.6 mm, durasi 134 detik, dan satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 2.1 mm, dan durasi 10 detik.

Ia meminta warga sekitar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak, radius 3,5 kilometer untuk sektor tenggara, radius 4 kilometer untuk sektor timur dan timur laut.

"Masyarakat tiga desa, yakni Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran lava pijar dan awan panas dari bagian timur puncak," ujarnya.

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Keluarkan Awan Panas Guguran, Jarak Luncur Capai 700 Meter

Kepala Pos PGA Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian mengatakan, dari hasil visual, aliran lava telah meluncur kurang lebih 700 meter dari bibir kawah.

"Aktivitas aliran lava sisi kiri terus berlangsung disertai guguran kecil ke arah kali Lamawolo. Harus waspada jika terjadi penumpukan di kali," ujarnya.

Terpisah, Kepala Desa Lamawolo, Antonius Ngaji mengatakan, hingga saat ini semua warganya sudah direlokasi ke Tanah Merah, Kecamatan Ile Ape, Lembata.

Antonius menjelaskan, mereka dipindahkan ke Tanah Merah sejak badai seroja melanda wilayah itu pada April 2021. 

"Semua aktivitas pemerintahan beralih ke tempat yang baru. Jaraknya sekitar 15 kilometer dengan Desa Lamawolo," ujar Antonius saat dihubungi.

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Meletus 5 Kali dalam 6 Jam, Tinggi Kolom Abu Mencapai 1.000 Meter

Meski demikian lanjutnya, beberapa warganya masih melakukan aktivitas pertanian di Desa Lamawolo. Sebab, di wilayah relokasi mereka hanya memiliki lahan pekarangan.

"Setiap hari kurang lebih 30 warga yang melakukan aktivitas pertanian di Lamawolo tetapi kami selalu mengimbau agar tetap waspada," ujarnya.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tangan Balita di Cimahi Tersangkut di Kloset Jongkok, Keluarga Minta Bantuan Damkar, Lantai Pun Dibongkar

Tangan Balita di Cimahi Tersangkut di Kloset Jongkok, Keluarga Minta Bantuan Damkar, Lantai Pun Dibongkar

Regional
Oknum KPLP Lapas Nunukan yang Aniaya Napi hingga Tewas Divonis 3 Tahun, Lebih Rendah dari Tuntutan Jaksa

Oknum KPLP Lapas Nunukan yang Aniaya Napi hingga Tewas Divonis 3 Tahun, Lebih Rendah dari Tuntutan Jaksa

Regional
Mari Bantu Leni, Anak Yatim Piatu yang Jalan Kaki 14 Km ke Sekolah dan Jualan Kelapa untuk Menyambung Hidup

Mari Bantu Leni, Anak Yatim Piatu yang Jalan Kaki 14 Km ke Sekolah dan Jualan Kelapa untuk Menyambung Hidup

Regional
SBY Bantah Restui Petinggi Demokrat Beralih Dukung Ganjar-Mahfud

SBY Bantah Restui Petinggi Demokrat Beralih Dukung Ganjar-Mahfud

Regional
[POPULER REGIONAL] Demo Tolak Pengungsi Etnis Rohingya | Sidang Perdana Gugatan Batas Usia Capres-Cawapres

[POPULER REGIONAL] Demo Tolak Pengungsi Etnis Rohingya | Sidang Perdana Gugatan Batas Usia Capres-Cawapres

Regional
Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 01 Desember 2023: Pagi Berawan dan Sore Hujan Petir

Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 01 Desember 2023: Pagi Berawan dan Sore Hujan Petir

Regional
Besaran UMP 2024 untuk 8 Provinsi di Kepulauan Maluku dan Papua

Besaran UMP 2024 untuk 8 Provinsi di Kepulauan Maluku dan Papua

Regional
Baju Sangkarut, Rompi Khas Bagi Laki-laki Suku Dayak Ngaju

Baju Sangkarut, Rompi Khas Bagi Laki-laki Suku Dayak Ngaju

Regional
Sempat Bolak-balik, Berkas Perkara Cabul Anak Didik di Pontianak Hingga Hamil Akhirnya P21

Sempat Bolak-balik, Berkas Perkara Cabul Anak Didik di Pontianak Hingga Hamil Akhirnya P21

Regional
Detik-detik Karyawan Perusahaan Ditembak Rampok, Proyektil Bersarang di Tenggorokan Korban

Detik-detik Karyawan Perusahaan Ditembak Rampok, Proyektil Bersarang di Tenggorokan Korban

Regional
Rekonstruksi KDRT yang Tewaskan Ibu 2 Anak di Semarang Digelar, Ibu Korban Dapat Ancaman Pelaku

Rekonstruksi KDRT yang Tewaskan Ibu 2 Anak di Semarang Digelar, Ibu Korban Dapat Ancaman Pelaku

Regional
Ricky Ham Pagawak Divonis 13 Tahun Penjara, Pengacara Terdakwa Kaget

Ricky Ham Pagawak Divonis 13 Tahun Penjara, Pengacara Terdakwa Kaget

Regional
Bawaslu Sulsel Minta Peserta Pemilu Tertibkan APK di Titik Terlarang

Bawaslu Sulsel Minta Peserta Pemilu Tertibkan APK di Titik Terlarang

Regional
Mengenal Pokdarwis, Penggerak Sektor Pariwisata di Tingkat Desa

Mengenal Pokdarwis, Penggerak Sektor Pariwisata di Tingkat Desa

Regional
Sidji Studio, 'Game Developer' Asal Semarang yang Ciptakan Gim Unik dengan Jutaan Pengguna

Sidji Studio, "Game Developer" Asal Semarang yang Ciptakan Gim Unik dengan Jutaan Pengguna

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com