SEMARANG, KOMPAS.com - Pertunjukan wayang asal China atau sering disebut Wayang Potehi di halaman Aloon-aloon Masjid Kauman, Kota Semarang tampak meriah dikunjungi masyarakat, Sabtu (18/6/2022) malam.
Meski hanya ditampilkan dari mobil terbuka, namun cerita yang dibawakan oleh GoPot atau Potehi Keliling asal Jombang, Jawa Timur ini memiliki pesan yang mendalam.
Hal tersebut dikatakan oleh Muhaimin MS selaku Sekretaris Masjid Kauman sekaligus penyelenggara kegiatan.
Baca juga: Pesan Ganjar untuk Pj Wali Kota Salatiga, Pulihkan Ekonomi dan Jaga Toleransi
Menurut Muhaimin, tujuan diselenggarakannya Wayang Potehi di halaman Masjid Kauman itu bukan lain untuk mengenalkan dan menghormati budaya etnis lain kepada masyarakat sekitar.
“Ya inilah kita, Islam itu seperti ini. Kita tetap Nusantara, kita terbuka dengan keberadaan etnis-etnis lain,” tutur Muhaimin kepada Kompas.com, Sabtu (18/6/2022) malam.
Lebih jelas Muhaimin mengatakan, adanya Wayang Potehi ini menjadi salah satu strategi pihak Masjid Kauman untuk menarik masyarakat agar turut mendukung usaha para pelaku Unit Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berjualan di Aloon-aloon Masjid Kauman, Kota Semarang.
“Sebagai sarana bersama, karena dakwah itu tidak harus datang ke tempat ibadah. Islam itu rahmatan lil ‘alamin. Inilah dakwah kita dengan cara bil hal,” jelas Muhaimin.
Sementara itu, pementasan Wayang Potehi kali ini membawakan cerita tentang perjalanan Panglima Laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah terkenal dari Tiongkok.
Dalang Wayang Potehi, Widodo Santoso, menuturkan, Laksamana Cheng Ho merupakan keturunan suku Hui, suku minoritas di Cina yang mayoritas beragama Islam.
Atas kegigihan dan perjuangan Cheng Ho dalam berjelajah, namanya diyakini sebagai salah satu penyebar agama Islam di Nusantara.
“Maka itu dirinya dianggap sebagai tokoh berpengaruh,” jelas Widodo.
Pria asal Jawa Timur itu mengatakan, pementasan Wayang Potehi di Semarang cukup mengundang antusiasme masyarakat.
Apa lagi, lokasi pementasan di halaman masjid menjadi pembeda dari pementasan-pementasan sebelumnya.
“Karena lokasi ini berada di halaman masjid, maka saya sesuaikan cerita kaitannya dengan agama Islam,” tutur Widodo.
Baca juga: Toleransi di Thekelan Semarang, Seluruh Warga Ucapkan Selamat Waisak
Sementara itu, salah satu penonton bernama Fito mengaku, Wayang Potehi memiliki daya tarik tersendiri bagi dirinya, lantaran memiliki keunikan dari sisi bentuk dan cerita yang dibawakan.
“Kita hidup di sini, dilingkupi keberagaman. Bagaimana dengan keberagaman itu kita bisa hidup berdampingan dan saling bahu membahu,” pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.