Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blokade Jalan Tolak Alat Berat Perusahaan Tambang di Sangihe, Warga dan Polisi Saling Dorong

Kompas.com - 16/06/2022, 08:52 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Warga di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, melakukan blokade jalan.

Aksi itu dilakukan sebagai protes dan penolakan mobilisasi alat berat ke basecamp PT Tambang Mas Sangihe (TMS) yang ada di Sangihe.

Blokade jalan ini terjadi di Kampung Bowone, Sangihe. Warga berjaga di ruas jalan itu sejak, Senin (13/6/2022).

Baca juga: Jalan Provinsi Dirusak, Gubernur Bengkulu Akhirnya Tuntut Perusahaan Tambang

Aksi saling dorong dan tarik-menarik antar warga dan polisi terjadi hari ini Rabu (15/6/2022). Saat itu polisi akan melakukan penertiban atau membuka blokade jalan.

Penolakan warga terkait alat berat milik PT TMS bukan yang pertama. Sebelumnya, penolakan terjadi pada 22-24 Desember 2021, 4 Februari 2022, dan 23 Februari 2022 lalu.

Jadi sudah keempat kalinya warga melakukan aksi tolak alat berat milik PT TMS. Video aksi saling dorong dan tarik-menarik warga dengan polisi beredar di media sosial.

Dalam video yang dibagikan akun Instagram @save.sangihe, ada keterangan bahwa aparat represif kepada warga. Namun, hal itu dibantah Polres Kepulauan Sangihe.

Aktivis dan Penggagas Save Sangihe Island (SSI), Jull Takaliuang, membeberkan alasan warga melakukan aksi blokade jalan tolak alat berat milik PT TMS.

Di mana, putusan PTUN Manado atas gugatan dengan nomor 57/G/LH/2021/PTUN.Mdo oleh 56 perempuan asal Desa Bowone, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah itu, telah membatalkan dan memerintahkan pencabutan Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Daerah Sulawesi Utara No 503/DPMPTSPD/IL/182/IX/2020 tanggal 25 September 2020 tentang Pemberian Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan Emas PT TMS di Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Baca juga: Polisi Limpahkan 31 Tersangka Kasus Tambang Emas Ilegal ke Kejari Manokwari

Izin lingkungan yang dikeluarkan DPMPTSP Sulut tersebut menjadi dasar diterbitkannya Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 163.K/MB/04/DJB/ 2021 Tanggal 29 Januari 2021 tentang Persetujuan Peningkatan Tahap Kegiatan Operasi Produksi Kontrak Karya Tambang Mas Sangihe.

"Posisi sekarang TMS itu kan dia tidak punya izin lingkungan karena dibatalkan oleh PTUN Manado. Putusan gugatan izin lingkungan oleh 56 perempuan di PTUN Manado itu dimenangkan oleh masyarakat," katanya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/6/2022).

Dijelaskannya, dalam putusan itu pertama membatalkan izin lingkungan. Kemudian klausul yang kedua adalah perintah pengadilan agar supaya izin lingkungan itu ditunda pelaksanaanya selama perkara ini belum memiliki kekuatan hukum yang tetap atau inkrah.

"Karena kan ada proses banding, kasasi atau peninjauan kembali. Kita tidak menghalamlngi itu, silahkan saja. Tetapi penentapan pengadilan atau perintah pengadilan untuk menunda izin lingkungan ini berlaku dan itu harus dipatuhi," jelas Jull.

"Jadi sekarang posisinya TMS tidak mempunyai izin lingkungan," tambahnya.

Jull menegaskan, pihaknya bersama warga tidak akan mundur menolak masuknya alat berat milik PT TMS.

Baca juga: Tolak Tuntutan Ganti Rugi, Perusahaan Tambang Bauksit di Ketapang Kalbar Ancam Pidanakan Warga

"Kita tidak akan mundur, karena kita berdiri di atas kebenaran dan kecintaan terhadap ruang hidup kami. Siapapun tidak boleh merampas ruang hidup orang Sangihe. Apalagi pulau ini hanya kecil dan kita tidak akan menyerah," tegasnya.

"Pulau ini diberikan Tuhan untuk generasi kita sampai kapan pun, tidak bisa diobrak-abrik hanya kepentingan investor," sebutnya.

Lanjut dia, aksi blokade jalan masih terus terjadi hingga saat ini.

"Jadi masyarakat sampai sekarang ini masih di lokasi tetap memblokade jangan sampai tronton penuh alat bor sampai ke basecamp TMS," katanya.

Menurut dia, alat-alat itu harus dikembalikan lagi dan tidak boleh ada di Sangihe.

"Sekarang lagi diusahakan untuk bisa membawa tronton (alat-alat berat) itu ke pelabuhan Pananaru dan dikeluarkan dari Sangihe," ujarnya.

Baca juga: Soal Aktivitas Tambang Emas Ilegal, Penjabat Gubernur Papua Barat Minta Penjelasan Dinas

"Besok dipastikan lebih banyak lagi masyarakat (di lokasi blokade jalan). Mudah-mudahan tidak terjadi chaos, dan alat itu dikembalikan," sambung Jull.

Sementara itu, Kapolres Kepulauan Sangihe AKBP Denny Wely Wolter Tompunuh menegaskan, penertiban jalan yang diblokade tidak ada sangkut paut dengan tambang.

"Itu akses jalan yang ditutup sepihak. Itu jalan publik bukan jalan pribadi, jadi semua warga bisa lewat di jalan itu," katanya saat dihubungi, Rabu.

Ia menuturkan akses jalan itu tidak bisa ditutup karena mengganggu kepentingan umum. "Intinya, penertiban itu polisi tidak ada hubungan dengan hal-hal lain," tuturnya.

Dikatakannya, polisi tidak mau ikut campur dengan masalah TMS dan SSI. "Saya tidak mau ikut campur dengan itu. Pastinya jalan ditutup jadi harus dibersihkan," sebut Denny.

Soal adanya informasi aparat represif saat melakukan penertiban, Kapolres hanya menjawab singkat. "Tidak juga, kita hanya membersihkan jalan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com