KETAPANG, KOMPAS.com - Warga petani kelapa sawit yang terdampak lumpur pertambangan bauksit di Desa Sandai Kiri, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) kesal.
Pasalnya, tuntutan ganti rugi mereka soal puluhan pohon kelapa sawit mereka yang terancam mati ditolak perusahaan.
Malah, melalui suratnya, perusahaan mengancam mempidanakan masyarakat jika menolak kompensasi sebesar Rp 20 juta ditambah rekayasa engineering serta perbaikan saluran di perkebunan sawit warga.
Baca juga: Terdampak Limbah Bauksit, Puluhan Pohon Sawit di Ketapang Kalbar Terancam Mati
Penerima kuasa warga pemilik kebun, Juliannadi merasa tersinggung dengan surat perusahaan karena ada kesan menakut-nakuti dan mengancam.
"Mereka menilai tuntutan kami itu pemerasan. Padahal perusahaan mengakui kerusakan puluhan pohon sawit milik neneknya itu akibat dan kelalaian perusahaan," kata Juliannadi saat dihubungi, Selasa (14/6/2022).
Juliannadi menyebut, dari 26 pohon kelapa sawit yang terdampak, pihaknya menuntut ganti rugi Rp 8 juta per pohon.
Baca juga: Limbah Bauksit Diduga Cemari Sungai di Ketapang Kalbar
Juliannadi mengeklaim pohon sawit yang terdampak sudah berusia 8 tahun, sehingga nilai tuntutan sudah sesuai dengan kerugian yang diderita.
"Kami mempertimbangkan biaya keluar dari awal penggarapan lahan, pembelian bibit, perawatan hingga pemupukan," ucap Juliannadi.
"Kalau perusahaan cuma mau membayar Rp 20 juta untuk semuanya dengan alasan sesuai aturan maka itu sama saja mereka ingin menzalimi kami, giliran ganti rugi menggunakan aturan giliran merusak mereka mengabaikan dan melalaikan aturan," timpal Juliannadi.
Juliannadi juga meminta pemerintah daerah dan DPRD Ketapang turut mengawal persoalan ini agar masyarakat tidak dibenturkan dengan aparat penegak hukum hanya karena menuntut ganti rugi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.