Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Kokonao, Jejak Pendidikan di Papua (Bagian 2)

Kompas.com - 10/06/2022, 10:35 WIB
Roberthus Yewen,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

 

Fasilitas Pendidikan yang Kian Lengkap

Kini, fasilitas pendidikan Kokonao terbilang lengkap. Jurnalis Kompas.com berkesempatan mengunjungi langsung Kampung Kokonao dan melihat secara dekat pendidikan di kota tua tersebut.

Tak heran, Kokonao disebut sebagai salah satu kampung peradaban pendidikan di Bumi Cenderawasih. Terdapat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Bintang Laut Kokonao yang dikelola oleh Gereja Katolik Paroki Bintang Laut Kokonao.

Lalu, SD Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Santo Fransiskus Xaverius Kaokanao-Mimika Barat, SMP YPPK Lecocq D’armandville Kaokanao-Mimika Barat, dan SMA Negeri 3 Mimika.

Selain sekolah, terdapat juga sekolah berpola asrama di Kokonao. Terdapat dua gedung asrama bagi putra yang diberi nama Asrama Putra BIntang Kejora di kampung tersebut.

Sementara asrama khusus putri bernama Asrama Putri Bintang Kejora Kokonao-Mimika Barat yang berada di dalam perkampungan. 

Gedung sekolah yang dibangun para misionaris dan guru-guru pertama bersama masyarakat di Kampung Kokonao telah termakan usia. Bangunan itu dibangun kembali oleh PT Freeport Indonesia melalui Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro.

Gedung sekolah dan asrama putra dan putri yang ada di Kokonao saat ini telah direnovasi oleh PT Freeport Indonesia melalui YPMAK sebagai bentuk proteksi terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui pembangunan sarana dan prasarana sekolah.

Dua orang anak menggunakan seragam, ketika memandang keluar dari jendela di SD YPPK kelas jauh Kampung Akarenda, Distrik Yaffi, Kabupaten Keerom, Papua belum lama ini. SD YPPK kelas jauh di Akarenda menjadi sekolah bagi anak-anak dari Kampung Nindifae di PNG.KOMPAS.COM/Roberthus Yewen Dua orang anak menggunakan seragam, ketika memandang keluar dari jendela di SD YPPK kelas jauh Kampung Akarenda, Distrik Yaffi, Kabupaten Keerom, Papua belum lama ini. SD YPPK kelas jauh di Akarenda menjadi sekolah bagi anak-anak dari Kampung Nindifae di PNG.
Kemunduran Pendidikan di Papua

Pemerhati pendidikan di Papua, Emanuel Petege mengatakan, Kokonau sejak dulu melahirkan guru-guru asli dari Mimika. Para guru itu menjadi perintis dan pionir bagi wilayah pegunungan Papua.

Baca juga: Apa Itu Noken? Filosofi, Kegunaan, hingga Cara Membuatnya...

Anak-anak asli Mimika banyak menjadi guru penginjil dan guru sekolah bagi wilayah pegunungan di Meepago, Lapago, Domberai dan Bomberai. Mereka mengabdi tanpa mengeluh dan bertahan dengan keadaan apa adanya di kampung.

Namun, kata pria yang akrab disapa Eman itu, semangat pengabdian itu kini telah hilang. Apalagi, setelah pusat pemerintahan dibuka di Mimika.

Setelah ada PT Freeport, masyarakat Amungme di Lembah dan Gunung Sinai, Bantu, Alabawa, dan Jinai, kebanyakan dipindahkan ke Kwamki Lama. Mereka dibuatkan permukiman di wilayah itu.

Lalu, pemerintah mendatangkan masyarakat dari Pulau Jawa yang ikut program Transmigrasi. Pelan-pelan, Timika menjadi kota besar dan ramai.

Hal ini membuat semangat pendidikan yang dirintis oleh misionaris di wilayah Kokonao dan sekitarnya yang ada di Kabupaten Mimika sudah mulai terkikis dan sudah mulai hilang satu per satu. 

“Anak-anak Mimika (Kamoro) juga kita lihat hanya satu dua orang saja yang tampil, tetapi tidak semuanya mereka berhasil seperti dahulu kala saat pusat pendidikan masih di Kokonao,” beber Eman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Alat Musik Tradisional Sumatera Barat dan Cara Memainkannya

8 Alat Musik Tradisional Sumatera Barat dan Cara Memainkannya

Regional
Trauma, Gadis Pemohon KTP Korban Pelecehan Seksual di Nunukan Menangis Saat Diperiksa

Trauma, Gadis Pemohon KTP Korban Pelecehan Seksual di Nunukan Menangis Saat Diperiksa

Regional
PKB-Gerindra Jajaki Koalisi untuk Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Cinta Lama Bersemi Kembali

PKB-Gerindra Jajaki Koalisi untuk Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Cinta Lama Bersemi Kembali

Regional
Sempat Jadi Bupati Karanganyar Selama 26 Hari, Rober Christanto Maju Lagi di Pilkada

Sempat Jadi Bupati Karanganyar Selama 26 Hari, Rober Christanto Maju Lagi di Pilkada

Regional
Antisipasi Banjir, Mbak Ita Instruksikan Pembersihan dan Pembongkaran PJM Tanpa Izin di Wolter Monginsidi

Antisipasi Banjir, Mbak Ita Instruksikan Pembersihan dan Pembongkaran PJM Tanpa Izin di Wolter Monginsidi

Regional
Soal Wacana DPA Dihidupkan Kembali, Mahfud MD Sebut Berlebihan

Soal Wacana DPA Dihidupkan Kembali, Mahfud MD Sebut Berlebihan

Regional
Baliho Bakal Cawalkot Solo Mulai Bermunculan, Bawaslu: Belum Melanggar

Baliho Bakal Cawalkot Solo Mulai Bermunculan, Bawaslu: Belum Melanggar

Regional
Ayah di Mataram Lecehkan Anak Kandung 12 Tahun, Berdalih Mabuk sehingga Tak Sadar

Ayah di Mataram Lecehkan Anak Kandung 12 Tahun, Berdalih Mabuk sehingga Tak Sadar

Regional
Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Regional
Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Regional
Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Regional
Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Regional
Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Regional
Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Regional
Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com