Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Danau Kelimutu, Cerita Adanya Tiga Warna Air Danau

Kompas.com - 02/06/2022, 22:30 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna terletak di Gunung Kelimutu.

Lokasi danau tepatnya berada di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Dinamakan Danau Tiga Warna, karena Gunung Kelimutu memiliki tiga kawah dengan warna air yang berbeda-beda.

Danau Kelimutu merupakan obyek wisata unggulan di Pulau Flores.

Selain keindahan alamnya, Danau Kelimutu menyimpan legenda danau tiga warna yang merupakan cerita rakyat Nusa Tenggara Timur.

Danau Kelimutu

Legenda Danau Kelimutu

Dinamakan Danau Tiga Warna, karena Gunung Kelimutu memiliki tiga kawah dengan warna air yang berbeda-beda, yaitu merah, biru, dan hijau.

Danau yang berwarna biru bernama Tiwu Ata Bupu yang artinya danau orang tua.

Danau yang berwarna merah bernama Tiwu Ata Polo yang artinya danau sihir.

Danau yang berwarna hijau bernama Tiwu Nuwa Muri Kou Fai yang artinya danau muda-mudi.

Dikutip dari bobo.grid.id, nama-nama tersebut terkait dengan cerita legenda dibalik keindahan danau.

Baca juga: Legenda Batu Menangis Asal Kalimantan Barat: Akhir Cerita dan Pesan Moral

Konon pada zaman dulu, Konde Ratu dan rakyatnya hidup di puncak Gunung Kelimutu.

Diantara rakyatnya, ada dua orang yang bisa menggunakan sihir, yaitu Ata Bupu dan Ata Polo. Keduanya bersahabat dan tunduk pada Konde Ratu.

Namun, keduanya memiliki kebiasaan yang berbeda.

Ata Bupu adalah orang yang baik dan senang melindungi orang lain. Sedangkan, Ata Polo dianggap sebagai penyihir jahat karena suka memakan manusia.

Suatu ketika, sepasang Ata Kalo (anak yatim piatu) datang kepada Ata Bupu.

Mereka berdua meminta perlindungan kepada Ata Bupu karena kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.

Ata Bupu menyetujui untuk melindungi keduanya, namun dengan syarat keduanya tidak boleh meninggalkan ladang milik Ata Bupu agar tidak menjadi mangsa Ata Polo. Keduanya menyepakati.

Suatu hari Ata Polo datang ke rumah Ata Bupu. Ia mengetahui keberadaan kedua anak yatim itu.

Ata Polo sudah akan memangsa kedua anak yatim itu, namun Ata Bupu berhasil mencegahnya.

Baca juga: Pesan Moral dan Legenda Danau Lipan dari Kalimantan Timur

Ata Bupu meminta Ata Polo untuk menunggu sampai kedua anak yatim itu tumbuh dewasa.

Setelah dewasa, kedua anak yatim itu mengubah nama masing-masing menjadi Koo Fai dan Nuwa Muri.

Ata Polo datang menagih janji untuk memangsa kedua anak yatim tersebut.

Ata Bupu tidak menginginkan kedua anak itu menjadi mangsa temannya. Ia pun mencegah serangan Ata Polo.

Kemudian, Ata Bupu pergi ke perut bumi dengan kedua anak yatim itu untuk menghindar.

Sementara, Ata Polo terus mengejar mereka, sampai akhirnya kedua penyihir itu bersama kedua anak yatim terkubur hidup-hidup tertelan bumi.

Tak lama usai kejadian itu, muncul air berwarna biru dari tempat terkuburnya Ata Bupu. Sedangkan dari tempat Ata Polo, muncul air berwarna merah.

Hal yang sama terjadi pada tempat terkuburnya kedua anak yatim, yaitu muncul air warna hijau.

Hingga akhirnya, lokasi tersebut disebut danau tiga warna.

Sumber:

bobo.grid.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com