Karakter dan bentuk wayang kulit "Denok Kenang" ini dibuat kecil dan unik. Denok seolah memakai rok dan berambut panjang. Sementara Kenang, memakai celana dan blankon sebagai penutup kepala.
“Kalau tidak, ada namanya itu Eman-Aman. Saya dari Semarang, dan ini karakter putra-putri. Maka saya namai wayang kulit ini Denok Kenang,” terang Rofiq.
Rofiq pun menjual hasil karya wayang suketnya dari harga Rp 25.000 hingga ratusan ribu, sesuai dengan ukuran dan tingkat kesulitan karakter wayang.
Rofiq mengaku, bertahan hidup dari kesenian dan kebudayaan memang sulit. Terlebih harus bersaing dengan industri besar yang terus berkembang.
“Sebenaranya dunia kebudayaan atau seni tidak bisa diharapkan lebih, karena kita hanya sebagai pelestari. Untuk berkembang di sini tidak mungkin, karena daya tariknya kurang,” pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.