Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dimediasi, Pemagaran Akses Jalan Warga Desa di Ketapang Kalbar oleh Perusahaan Dihentikan

Kompas.com - 28/04/2022, 20:28 WIB
Hendra Cipta,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KETAPANG, KOMPAS.com - Setelah dimediasi, rencana penutupan akses jalan sejumlah warga di Desa Sukabangun Luar, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) oleh sebuah perusahaan dihentikan.

Kesepakatan tersebut dicapai setelah adanya mediasi yang difasilitasi pihak Desa Sukabangun Luar dengan dihadiri perwakilan warga dan kuasa hukum pengusaha.

"Sudah ada titik terang. Sampai ada kepastian jalan alternatif, maka pembangunan pagar untuk menutup akses jalan tidak dilanjutkan," kata Kepala Desa Sukabangun Luar, Muhammad Zaini kepada wartawan, Kamis (28/4/2022).

Baca juga: Sudah Digunakan 27 Tahun, Jalan Warga Desa di Ketapang Kalbar Dipagar Perusahaan

Zaini menerangkan, ke depan pihaknya akan kembali mengundang pihak-pihak terkait untuk mencari solusi akses jalan alternatif.

"Kita berharap, persoalan bisa selesai dengan solusi terbaik tanpa ada hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Zaini.

Sementara, satu di antara warga, Herman (54) mengaku, rencana penutupan jalan ditunda sampai ada akses jalan alternatif. "Semoga kesepakatan mediasi ini ditepati," harap Herman.

Feri Hyang Daika, kuasa hukum Limkau meminta maaf atas adanya missed komunikasi sehingga terjadi kegaduhan.

"Pemerintah desa mengembalikan lagi akses jalan yang sebelumnya pernah ada di sana sampai ada alternatif jalan lain. Klien kami tak masalah dan mempersilahkan itu," ucap Feri.

Sebelumnya, akses jalan sejumlah warga di Desa Sukabangun Luar, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) bakal ditutup atau dipagar oleh sebuah perusahaan yang beroperasi di wilayah setempat.

Baca juga: Warga Sekitar Pantai Watu Kodok Kaget, Salah Satu Jalan Ditutup oleh Keraton Yogyakarta

Satu di antara warga, Herman (54) mengaku telah tinggal dan melewati jalan tersebut sejak 1995 atau 27 tahun silam.

"Terus terang, kami kecewa dengan sikap perusahaan dan pengusahanya yang memiliki pelabuhan di dekat sini," kata Herman kepada wartawan, Rabu (27/4/2022).

Menurut Herman, sebelimnya di wilayah tersebut merupakan pemukiman warga, namun sebagian besar telah dibebaskan dan digusur oleh perusahaan tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, terang Herman, termasuk keluarganya, saat ini paling tidak, masih ada 3 kepala keluarga (KK) yang tinggal di kawasan tersebut dan memanfaatkan akses jalan.

Baca juga: Akhir Rumah Diblokir Tembok di Kudus, Sunarsih Jebol Tembok Seukuran Pintu dan Sutikah Kemasi Barangnya

"Beberapa waktu lalu, perusahaan menawarkan akan membeli rumah dan tanah kami. Tapi kami tolak, karena sudah lama tinggal dan khawatir tidak dapat membangun rumah jika rumah yang ada dijual," ucap Herman.

Herman berharap perusahaan memiliki jiwa sosial. Jika mau menutup akses jalan tersebut, Herman minta perusahaan bantu membuka akses jalan alyernatif.

Herman juga berharap bantuan pemerintah desa dan daerah untuk membantu menyelesaikan persoalan.

"Tidak ada akses lain selain tanah milik warga lain yang selama ini memang bukan akses jalan yang ada," ucap Herman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com