Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Gunung Anak Krakatau Siaga, Basarnas Lampung Siapkan Kapal Penyelamat di Jalur Mudik Selat Sunda

Kompas.com - 25/04/2022, 14:44 WIB
Tri Purna Jaya,
Khairina

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Badan SAR Nasional (Basarnas) Lampung menyiagakan kapal penyelamat di jalur mudik Selat Sunda.

Kapal ini sekaligus kapal pemantau kondisi Gunung Anak Krakatau yang kini berstatus level III (siaga).

Baca juga: Status Gunung Anak Krakatau Siaga Level III, Warga Dilarang Beraktivitas di Radius 5 Km dari Kawah Aktif

Kepala Basarnas Lampung Jumaril mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait status terkini Gunung Anak Krakatau.

"Iya kami sudah menerima surat dari PVMBG terkait kondisi dan status terkini Gunung Anak Krakatau, saat ini statusnya menjadi level III," kata Jumaril ditemui di Mako Basarnas Lampung, Senin (25/4/2022).

Jumaril mengatakan, sebagai langkah taktis terkait status terkini Gunung Anak Krakatau itu, pihaknya langsung menyiagakan KM SAR Basudewa sebagai kapal penyelamat dan pemantau.

KM SAR Basudewa ini sendiri sebenarnya sudah disiapkan Basarnas Lampung untuk antisipasi bencana kelautan pada arus mudik 2022.

"Sudah disiapkan untuk arus mudik, tetapi dengan kondisi Gunung Anak Krakatau ini, kami siagakan juga untuk antisipasi," kata Jumaril.

Baca juga: Status Gunung Anak Krakatau Naik ke Level 3 Siaga, Ini Potensi Bahayanya

Kapal sepanjang 40 meter tersebut nantinya selain bersandar di Pelabuhan Bakauheni juga akan berpatroli hingga ke Pulau Sebesi.

"Kita nanti juga sandar di Pulau Sebesi untuk pengamatan situasi Gunung Anak Krakatau," kata Jumaril.

Terkait potensi bahaya, Basarnas Lampung melarang kapal penumpang dan niaga yang melintasi Selat Sunda mendekati radius 5 kilometer Gunung Anak Krakatau.

Jumaril mengatakan jalur kapal penyeberangan pemudik di Selat Sunda masih cukup jauh dari radius larangan 5 kilometer Gunung Anak Krakatau.

Namun untuk antisipasi, diharapkan tidak ada yang melintasi radius larangan tersebut.

"Radius larangan 5 kilometer tidak boleh ada sama sekali yang melintas," kata Jumaril.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi, Pijaran Lahar Terlihat dari Kawah Gunung

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Provinsi Lampung Rudy Sjawal Sugiarto mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau masih dalam periode erupsi.

Berdasarkan data PVMBG, kata Rudy, perubahan erupsi yang semula dominan abu menerus menjadi tipe strombolian menghasilkan lontaran-lontaran lava pijar pada tanggal 17 April 2022.

"Dan pada tanggal 23 April 2022 sekitar pukul 12:19 WIB teramati lava mengalir dan masuk ke laut," kata Rudy.

Rudy menambahkan, potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material pijar dalam radius 2 kilometer dari pusat erupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com