Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Gunung Anak Krakatau Siaga, Kolom Abu hingga 3.157 Mdpl

Kompas.com - 25/04/2022, 05:31 WIB
Tri Purna Jaya,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

LAMPUNG, KOMPAS.com - Tinggi kolom abu Gunung Anak Krakatau yang mengalami erupsi mencapai 3.157 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Gunung di Selat Sunda, Lampung Selatan ini kini berstatus level III (siaga).

Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Desa Hargo Pancuran, Lampung Selatan Andi Suardi mengatakan, berdasarkan data yang terinput, dalam erupsi yang terjadi pada Minggu (24/4/2022) pukul 20.20 WIB, kolom abu teramati sekitar 3.000 meter di atas puncak, atau mencapai 3.157 meter mdpl.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Naik Status Jadi Siaga, Ini Imbauan bagi Warga

"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara dan selatan," kata Andi saat dihubungi, Minggu malam.

Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 55 milimeter dan durasi 0 detik.

"Status Gunung Anak Krakatau sekarang sudah level III atau Siaga," kata Andi.

Aktivitas vulkanik gunung setinggi 157 mdpl ini cenderung meningkat. Selama periode 1-24 April 2022 tercatat setidaknya 15 kali erupsi.

Tinggi kolom abu letusan berwarna putih, kelabu hingga kehitaman mencapai 50-3.000 meter di atas puncak.

Sedangkan kegempaan Gunung Anak Krakatau selama periode 1-24 April 2022 tercatat 21 kali gempa letusan, 155 kali gempa hembusan dan 14 gempa harmonik.

Kemudian terekam pula 121 kali gempa frekuensi rendah, 17 kalo gempa vulkanik dangkal, dan 38 gempa vulkanik dalam.

Menurut Andi, peta kawasan rawan bencana (KRB) menunjukkan hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau merupakan kawasan rawan bencana.

Potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini, kata Andi, adalah lontaran material pijar dalam radius 2 kilometer dari pusat erupsi.

Dengan naiknya status menjadi level III ini, radius larangan tidak lagi menjadi 2 kilometer seperti pada level II sebelumnya.

Radius larangan kini menjadi 5 kilometer dari sebelumnya 2 kilometer (level II).

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi, Pijaran Lahar Terlihat dari Kawah Gunung

“Rekomendari dalam level III (siaga), masyarakat, pengunjung, wisatawan, nelayan tidak diperbolehkan mendekati gunung di Selat Sunda itu dalam radius 5 kilometer,” kata Andi.

Diberitakan sebelumnya, aktivitas vulkanik yang terus meningkat membuat status Gunung Anak Krakatau dinaikkan menjadi level III (siaga).

Peningkatan status Gunung Anak Krakatau tersebut diumumkan melalui pers rilis resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Sabtu (24/4/2022) pukul 22.35 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com