"Aku naik kok HP (handphone) ini ada panggilan beberapa kali aku langsung telepon balik. Ada apa? Mantu saya langsung nangis. Kenapa kamu Nak, cerita Nak, cerita. Cerita kenapa, kenapa," tanya Kartini pada menantunya.
"Sambil menangis, "Mi Dila nggak ada"," kata Kartini menirukan menantunya.
Kartini pun semakin penasaran dengan yang disampaikan menantunya melalui sambungan telepon terkait keadaan anak angkatnya.
Kartini terus mendesak agar menantunya mau menyampaikan kondisi D.
"Kenapa nggak ada apa? Apa gimana?," kata Kartini semakin penasaran.
"Umi pulang, pulang, pulang. Nggak Dila, Mi, nggak ada," terang Kartini menirukan menantunya.
Kartini akhirnya memutuskan untuk pulang malam itu juga dari Jakarta ke Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
"Aku cari tiket pesawat sudah tidak ada. Kereta waktu itu jam 9 malam namanya Jakarta Barat ke Senen kan sudah ndak bisa. Akhirnya aku telepon teman-teman. Bagaimana cara saya aku bisa pulang. Akhirnya aku naik travel dari Jakarta ke sini," ungkap Kartini.
Kartini berangkat dari Jakarta pukul 01.00 WIB dengan menggunakan travel. Ia tiba di rumahnya Kartasura sekitar pukul 09.30 WIB.
"Alhamdulillah, saya masih dapat anak saya (D) sudah dalam keadaan dalam peti. Sampai diangkat ke pemakaman saya ingin lihat tapi sudah tidak bisa. Sudah saya melepaskan (kepergian D selama-lamanya)," kenang Kartini.
Kartini menceritakan awal mula dirinya mengasuh korban, D dari sejak kecil hingga usia tujuh tahun karena suami dari adik kandungnya M (42) tidak mau bertanggung jawab. Adapun suami M adalah P (55).
"Adik saya hamil tapi suaminya tidak mau mengakuinya. Akhirnya dari pada membuat aib di sana (Sulawesi) akhirnya saya tarik ke Jawa dalam posisi hamil lima bulan," ungkap dia.
"Sampai di sini saya tanya kamu ikhlas kalau anak kamu besok lahir aku ambil. Dia bilang ya saya ikhlas," sambungnya.
Baca juga: Pengakuan Pelaku yang Aniaya Bocah 7 Tahun Bikin Warga Geram, Bilang Korban Tewas karena Jatuh
Kartini menyampaikan pada adiknya akan mengasuh jika anak yang dilahirkannya perempuan. Sebaliknya Kartini tidak bisa mengasuh jika anak yang dikandung adiknya lahir laki-laki. Kartini beralasan karena dirinya sudah memiliki tiga anak laki-laki.
"Alhamdulillah dikabulkan oleh Allah SWT saya dikasihlah anak perempuan. Dari lima bulan sampai periksa-periksa segela macam, sampai melahirkan yang keluarin biaya aku," ungkap Kartini.
Setelah anak dari adiknya lahir perempuan, Kartini pun berkonsultasi dengan Haryoto yang saat itu masih berstatus suami dan belum bercerai.
Anak perempuan dari adiknya itu oleh Kartini dimasukkan dalam Kartu Keluarga (KK) dan menganggapnya sebagai anak kandungnya.
"Saya asuh dari bayi. Semua perlengkapannya aku penuhi sampai besarnya. Suami juga Alhamdulillah dengan senang hati menyambut dia dengan penuh kasih sayang tapi cuma tiga tahun ke anak saya Dila," ucap Kartini.
"Tiga tahun kemudian aku yang rawat sendiri dengan kakak-kakaknya. Tapi semenjak saya kerja saya tidak tahu kejadian ini kok bisa kaya begini. Padahal tiap malam aku video call karena aku kerja di Jakarta bagaimana kabarnya satu persatu," lanjut dia.
Setelah kejadian meninggalnya korban secara tidak wajar membuat Kartini shock.