Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Angkat Ungkap Permintaan Terakhir Bocah 7 Tahun yang Tewas Dianiaya Sepupu

Kompas.com - 15/04/2022, 14:03 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

"Aku naik kok HP (handphone) ini ada panggilan beberapa kali aku langsung telepon balik. Ada apa? Mantu saya langsung nangis. Kenapa kamu Nak, cerita Nak, cerita. Cerita kenapa, kenapa," tanya Kartini pada menantunya.

"Sambil menangis, "Mi Dila nggak ada"," kata Kartini menirukan menantunya.

Kartini pun semakin penasaran dengan yang disampaikan menantunya melalui sambungan telepon terkait keadaan anak angkatnya.

Kartini terus mendesak agar menantunya mau menyampaikan kondisi D.

"Kenapa nggak ada apa? Apa gimana?," kata Kartini semakin penasaran.

"Umi pulang, pulang, pulang. Nggak Dila, Mi, nggak ada," terang Kartini menirukan menantunya.

Kartini akhirnya memutuskan untuk pulang malam itu juga dari Jakarta ke Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

"Aku cari tiket pesawat sudah tidak ada. Kereta waktu itu jam 9 malam namanya Jakarta Barat ke Senen kan sudah ndak bisa. Akhirnya aku telepon teman-teman. Bagaimana cara saya aku bisa pulang. Akhirnya aku naik travel dari Jakarta ke sini," ungkap Kartini.

Kartini berangkat dari Jakarta pukul 01.00 WIB dengan menggunakan travel. Ia tiba di rumahnya Kartasura sekitar pukul 09.30 WIB.

"Alhamdulillah, saya masih dapat anak saya (D) sudah dalam keadaan dalam peti. Sampai diangkat ke pemakaman saya ingin lihat tapi sudah tidak bisa. Sudah saya melepaskan (kepergian D selama-lamanya)," kenang Kartini.

Diasuh sejak lahir

Kartini menceritakan awal mula dirinya mengasuh korban, D dari sejak kecil hingga usia tujuh tahun karena suami dari adik kandungnya M (42) tidak mau bertanggung jawab. Adapun suami M adalah P (55).

"Adik saya hamil tapi suaminya tidak mau mengakuinya. Akhirnya dari pada membuat aib di sana (Sulawesi) akhirnya saya tarik ke Jawa dalam posisi hamil lima bulan," ungkap dia.

"Sampai di sini saya tanya kamu ikhlas kalau anak kamu besok lahir aku ambil. Dia bilang ya saya ikhlas," sambungnya.

Baca juga: Pengakuan Pelaku yang Aniaya Bocah 7 Tahun Bikin Warga Geram, Bilang Korban Tewas karena Jatuh

Kartini menyampaikan pada adiknya akan mengasuh jika anak yang dilahirkannya perempuan. Sebaliknya Kartini tidak bisa mengasuh jika anak yang dikandung adiknya lahir laki-laki. Kartini beralasan karena dirinya sudah memiliki tiga anak laki-laki.

"Alhamdulillah dikabulkan oleh Allah SWT saya dikasihlah anak perempuan. Dari lima bulan sampai periksa-periksa segela macam, sampai melahirkan yang keluarin biaya aku," ungkap Kartini.

Setelah anak dari adiknya lahir perempuan, Kartini pun berkonsultasi dengan Haryoto yang saat itu masih berstatus suami dan belum bercerai.

Anak perempuan dari adiknya itu oleh Kartini dimasukkan dalam Kartu Keluarga (KK) dan menganggapnya sebagai anak kandungnya.

"Saya asuh dari bayi. Semua perlengkapannya aku penuhi sampai besarnya. Suami juga Alhamdulillah dengan senang hati menyambut dia dengan penuh kasih sayang tapi cuma tiga tahun ke anak saya Dila," ucap Kartini.

"Tiga tahun kemudian aku yang rawat sendiri dengan kakak-kakaknya. Tapi semenjak saya kerja saya tidak tahu kejadian ini kok bisa kaya begini. Padahal tiap malam aku video call karena aku kerja di Jakarta bagaimana kabarnya satu persatu," lanjut dia.

Setelah kejadian meninggalnya korban secara tidak wajar membuat Kartini shock.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com