Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Pemprov Jateng soal Somasi ke Ganjar Terkait Pencemaran Sungai Bengawan Solo

Kompas.com - 14/04/2022, 19:15 WIB
Riska Farasonalia,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merespons terkait somasi yang dilayangkan oleh LSM lingkungan soal pencemaran Sungai Bengawan Solo.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah telah berupaya melakukan pengawasan secara ketat terkait penanganan pencemaran sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut.

Plt Kepala DLHK Provinsi Jawa Tengah Widi Hartanto menegaskan bahwa terkait somasi, pihaknya sudah memberikan jawaban kepada LSM lingkungan soal penanganan pencemaran Sungai Bengawan Solo.

"Sebenarnya kami sudah pernah memberikan jawaban kepada Ecoton terkait somasi pada bulan Oktober 2021. Jawaban sudah diberikan pada Desember 2021. Kalau ada somasi yang terbaru kami belum tahu," kata Widi, saat dihubungi Kompas.com, pada Kamis (14/4/2022).

Baca juga: Pengemasan Isu Sosial dalam Waktu Indonesia Bagian Tengah, Karya Dua Seniman Muda Semarang

Ia mengatakan, sejak tahun 2019, pihaknya telah menerjunkan tim untuk menangani pencemaran Sungai Bengawan Solo.

"Pak Gubernur terbitkan SK tahun 2019 tentang penanganan pencemaran Sungai Bengawan Solo. Kami menerjunkan tim penanganan pencemaran Sungai Bengawan Solo terdiri dari OPD provinsi, pusat maupun kabupaten kota," kata Widi.

Bahkan, kata dia, setiap minggu, tim tersebut rutin melakukan patroli untuk mengawasi secara ketat industri-industri di sepanjang Sungai Bengawan Solo. 

Dari patroli yang dikakukan tercatat, ada sebanyak 75 industri menengah dan besar yang diawasi secara ketat.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 35 di antaranya telah diberikan sanksi administratif karena melanggar ketentuan pengolahan limbah.

Sementara industri lainnya pihaknya memberikan pembinaan terkait pengolahan limbah.

"Rata-rata itu industri tekstil. Kami berikan sanksi administratif. Mereka sudah melakukan perbaikan IPAL pengolahan limbah yang tadinya kurang bagus sudah diperbaiki. Bahkan, ada yang membuat spraydryer untuk mengubah limbah menjadi kompos atau pupuk," ucap dia.

Sedangkan, untuk industri kecil atau rumahan pihaknya sudah melakukan pembinaan dan pelatihan terkait pengolahan limbah.

"Jadi, ada atau tidaknya somasi sebenarnya kami sudah melakukan upaya pengetatan pengawasan di sekitar Sungai Bengawan Solo sudah sejak lama. Kami tidak tinggal diam," ujar dia.

Dengan adanya pemberian sanksi yang dilakukan, pihaknya mengklaim ada perubahan cukup signifikan yang berpengaruh terhadap kualitas air dari Sungai Bengawan Solo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Calon Bupati dan Wakil Jalur Perseorangan di Belitung Timur Harus Setor 9.580 Salinan KTP

Calon Bupati dan Wakil Jalur Perseorangan di Belitung Timur Harus Setor 9.580 Salinan KTP

Regional
Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Regional
Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Regional
BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Daerah di Maluku

BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Daerah di Maluku

Regional
Amankan Pilkada 2024, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp 190,1 Miliar untuk TNI dan Polri

Amankan Pilkada 2024, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp 190,1 Miliar untuk TNI dan Polri

Regional
Airin Senang Mantan Walkot Tangerang Maju pada Pilkada Banten

Airin Senang Mantan Walkot Tangerang Maju pada Pilkada Banten

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Puluhan Balita di Majene Keracunan, Polisi Periksa Tiga Orang Saksi

Puluhan Balita di Majene Keracunan, Polisi Periksa Tiga Orang Saksi

Regional
Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

Regional
Polisi Serahkan Anggota KKB Pimpinan Egianus Kogoya ke Jaksa

Polisi Serahkan Anggota KKB Pimpinan Egianus Kogoya ke Jaksa

Regional
Ragu Maju di Pilkada Banten 2024, Wahidin Halim Takut 'Jebakan Batman'

Ragu Maju di Pilkada Banten 2024, Wahidin Halim Takut "Jebakan Batman"

Regional
Uji Coba BRT Trans Banten Mulai Juni, Penumpang Digratiskan 7 Bulan

Uji Coba BRT Trans Banten Mulai Juni, Penumpang Digratiskan 7 Bulan

Regional
Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Regional
Dua Pengamen Tewas Usai Duel Maut di Prambanan, Polisi Kejar Terduga Pelaku

Dua Pengamen Tewas Usai Duel Maut di Prambanan, Polisi Kejar Terduga Pelaku

Regional
Viral, Istri Cekik Suami di Temanggung, Begini Cerita Warga

Viral, Istri Cekik Suami di Temanggung, Begini Cerita Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com