Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Jaburan di Masjid Jami Jomblang, Mendengar Kajian lalu Berbuka Bersama

Kompas.com - 10/04/2022, 08:33 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Riuh suara anak-anak saling menyapa sembari menata posisi duduk membentuk lingkaran terdengar di serambi Masjid Jami Jomblang, Candisari, Kota Semarang, Jumat (8/4/2022) sore.

Berpakaian rapi, bersarung dan berkerudung. Anak-anak itu dengan khidmat mendengarkan kajian dari seorang ustaz. 

Tak hanya anak-anak, satu per satu orang dewasa berdatangan dan berjalan menuju serambi masjid.

Para pengendara ojek juga mulai memarkir rapi kendaraannya di halaman masjid, mereka ikut menyimak kajian sambil menunggu waktu berbuka puasa.

Masyarakat yang hidup di sekitar Masjid Jami Jomblang, tepatnya terletak di Jalan Jomblang Barat, Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah, telah menjadikan kajian sore sebelum berbuka puasa sebagai tradisi setiap Ramadhan.

Tepat pukul 17.42 WIB azan maghrib berkumandang, mereka lalu membatalkan puasa secara bersama-bersama.

Masyarakat Jomblang Barat menamai tradisi tersebut dengan sebutan tradisi jaburan.

Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Semarang Hari Ini, 10 April 2022

Seorang warga asli Jomblang, Mashud menuturkan, tradisi jaburan sudah ada sejak Masjid Jami Jomblang berdiri pada 1933.

Masyarakat Jomblang pun terus bekerja sama melestarikan tradisi tersebut.

“Dulu sejak saya kecil tahun 1975 sudah ada. Bahkan, lama sebelum itu mungkin juga sudah lahir tradisi Jaburan,” jelas Mashud kepada Kompas.com, Jumat (8/4/2022) sore.

Masyarakat Jomblang menyebut tradisi jaburan sebagai sesuatu yang dimakan secara bersama-sama. Mereka membatalkan puasa secara bersama-sama di masjid saat Ramadhan.

Tradisi jaburan diawali dengan pembacaan asmaul husna, dilanjutkan dengan kajian singkat oleh ustaz. Kemudian ditutup dengan berbuka puasa bersama.

Lebih jelas, Mashud mengatakan, minuman, makanan ringan, hingga makanan berat, yang disajikan di Masjid Jami Jomblang berasal dari warga setempat. Secara bergiliran, mereka memberikan menu berbuka puasa.

“Karena masyarakat sudah biasa, tanpa dikasih jadwal, mereka sudah lebih dulu menawarkan diri untuk memberi,” tutur Mashud.

 

Adanya antusias warga, imbuh Mashud, menjadikan masyarakat Jomblang Barat bisa hidup guyub rukun.

Sementara itu, pengurus Masjid Jami Jomblang Heri Kusuma mengungkapkan, dulu, Masjid Jami Jomblang termasuk salah satu pusat tempat ibadah di Kota Semarang.

Sehingga banyak jemaah yang datang dari berbagai daerah di Semarang untuk beribadah maupun mengikuti tradisi Jaburan.

Baca juga: Banyak yang Mengira Bangunan Ini adalah Kafe, Ternyata Masjid Kontainer di Semarang

“Tapi sejak tahun 1990-an ke sini sudah banyak masjid-masjid berdiri, jadi jemaah semakin berkurang. Namun sekarang banyak dari warga rukun tetangga (RT) sebelah dan warga setempat,” jelas Heri.

Heri menambahkan, banyaknya anak-anak yang antusias mengikuti tradisi jaburan ini menjadi salah satu siasat untuk melestarikan tradisi itu.

“Karena dulu sempat tenggang, tidak ada generasi dari generasi tua dengan remaja, maka dari sekarang anak-anak mulai diarahkan dan dibimbing,” jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany Berharap Restu Megawati dan Cak Imin

Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany Berharap Restu Megawati dan Cak Imin

Regional
Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Regional
Curhat Lewat Buku Harian, Remaja di Jember Diperkosa Pamannya Sebanyak 10 Kali

Curhat Lewat Buku Harian, Remaja di Jember Diperkosa Pamannya Sebanyak 10 Kali

Regional
Jalur Aceh-Sumut Diterjang Longsor, Polisi Berlakukan Sistem Buka-Tutup

Jalur Aceh-Sumut Diterjang Longsor, Polisi Berlakukan Sistem Buka-Tutup

Regional
17 Sapi di Aceh Mati Disambar Petir

17 Sapi di Aceh Mati Disambar Petir

Regional
Modus Penipu Jasa Foto Pernikahan di Lamongan, Minta Transfer Uang tapi Tidak Datang

Modus Penipu Jasa Foto Pernikahan di Lamongan, Minta Transfer Uang tapi Tidak Datang

Regional
Ada Buruh di Demak yang Terpaksa Bekerja Saat Peringatan Hari Buruh

Ada Buruh di Demak yang Terpaksa Bekerja Saat Peringatan Hari Buruh

Regional
Heboh Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Dituduh Aniaya Pelaku

Heboh Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Dituduh Aniaya Pelaku

Regional
Dandan Riza Wardana Maju Pilkada Bandung 2024, Diusung Atalia Praratya dan Tokoh Jabar

Dandan Riza Wardana Maju Pilkada Bandung 2024, Diusung Atalia Praratya dan Tokoh Jabar

Regional
Gelar Aksi 'May Day', Buruh di Brebes Keluhkan Besaran Gaji sampai Lampu Jalan

Gelar Aksi "May Day", Buruh di Brebes Keluhkan Besaran Gaji sampai Lampu Jalan

Regional
Pembangunan Zona Hijau di Candi Borobudur Dimulai, Tempat Parkir Ditutup

Pembangunan Zona Hijau di Candi Borobudur Dimulai, Tempat Parkir Ditutup

Regional
Pencarian Warga Serang Lompat ke Laut Dihentikan

Pencarian Warga Serang Lompat ke Laut Dihentikan

Regional
Eks Wali Kota Semarang Akan Maju Pilkada 2024 lewat PKB

Eks Wali Kota Semarang Akan Maju Pilkada 2024 lewat PKB

Regional
Kebakaran Gudang BBM di Lampung, Api Sempat Menyambar Mobil Pemadam

Kebakaran Gudang BBM di Lampung, Api Sempat Menyambar Mobil Pemadam

Regional
Heboh Perampokan Klinik Kecantikan di Padang, Hoaks untuk Konten Medsos

Heboh Perampokan Klinik Kecantikan di Padang, Hoaks untuk Konten Medsos

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com