KOMPAS.com - Darmiati, warga Kebun Geran Kota Bengkulu meminta bantuan kepada Presiden Joko Widodo karena ia tak bisa menebus ijazah SMA milik anaknya, Rafli.
Sang anak lulus dari salah satu SMA swasta di Kota Bengkulu pada tahun 2020 lalu.
Namun ijazah Rafli ditahan pihak sekolah karena Darmiati belum membayar tunggakan sekolah sebesar Rp 3.776.000.
"Uang tersebut terdiri dari uang pemeliharaan bangunan, pembayaran uang Ujian Nasional (UN) dan uang perpisahan. Sebelumnya sudah kami cicil Rp 500.000 dapat uang bantuan beasiswa seperti itu," ujar Darmiati dikutip dari Tribun Bengkulu.
Baca juga: Cara Ibu-ibu di Bengkulu Akali Naiknya Harga Sembako saat Ramadhan
Ia mengatakan ia harus tetap membayar uang perpisahan, walau perpisahan tak digelar karena Covid-19.
"Saya bilang ke pihak sekolah, apa tidak bisa seperti uang perpisahan itu dibayar setengah saja karena tidak jadi dilaksanakan. Tapi mereka bilang tidak bisa karena sudah dilaporkan ke atasan sejak sebelum Covid-19 masuk Bengkulu," kata Darmiati.
Ia sendiri telah meminta bantuan kepada Baznas Provinsi Bengkulu, namun hingga saat ini belum ada kabar kelanjutannya.
Tak hanya itu. Ia juga telah mengadukan masalahnya ke Pemkot Bengkulu. Lagi-lagi tak ada solusi untuk ijazah anaknya.
Baca juga: Seorang Pemuda di Bengkulu Diamankan Polisi Diduga Setubuhi Anak di Bawah Umur
"Kan yang dari Walikota kemarin ada juga. Saya sudah temui Lurah Kebun Geran, tapi kata mereka paling kalau swasta hanya bisa dibantu separuhnya saja. Kecuali sekolah Negeri, batu bisa dituntaskan semuanya," kata Darmiati.
Darmiati bercerita anaknya, Rafli sempat mencoba meminjam ijazah yang ditahan pihak sekolah untuk difotocopy sebagai syarat melamar pekerjaan.
Namun pihak sekolah tak mengizinkan dengan alasan bukan hanya ijazah Rafli yang ditahan, tapi juga sekolah lain.
"Jadi gurunya bilang kalau kalau dikasi nanti jadinya banyak yang tidak tebus. Kebanyakan perempuan yang tidak tebus, tapi kan anak saya laki-laki, dia harus bekerja. Beda dengan perempuan mungkin kan bisa ikut suaminya," ujar Darmiati.
Baca juga: Bayi Perempuan Baru Lahir Ditemukan di Teras Rumah Warga di Bengkulu
Karena tak memiliki ijazah untuk mendaftar pekerjaan, saat ini Rafli terpaksa harus bekerja sebagai salah satu tulang parkir di sekitar wilayah Rawa Makmur Kota Bengkulu.
"Kasihan juga sebenarnya anak saya, sudah sekolah sampai tamat SMA tapi harus kerja jadi tukang parkir. Tentunya kami sangat berharap pemerintah membantu kami yang kurang mampu ini," ungkapnya.
Darmiati adalah seorang ibu tunggal yang sehari-hari bekerja membantu di kantin Pengadilan Negeri Bengkulu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.