Menurutnya, para tokoh ini memiliki potensi untuk memimpin di masa mendatang dan beberapa dari mereka bahkan sudah memimpin daerah serta bisa dilihat kinerjanya.
"Kalau dalam bahasa sederhana kita katakanlah mereka adalah yang sudah jelas hasil kepemimpinan mereka ada dan mungkin juga bisa pertimbangan sebagai calon generasi yang akan datang," ucapnya.
Disinggung terkait undangan ini berkaitan dengan agenda politik di masa mendatang, menurut Rizal, hal itu relatif tergantung pandangan masyarakat.
Baca juga: Guru Besar UGM Pastikan Lumpy Skin Disease di Sapi Tak Tulari Manusia, Dagingnya Tak Layak Konsumsi
Tetapi dia menegaskan, Masjid UGM adalah masjid kampus berorientasi akademis.
Dia menegaskan, hal yang terpenting dalam mengundang tokoh nasional ini adalah masukan kepada kampus karena para tokoh ini adalah akademisi yang sudah menjadi praktisi.
"Oke sekarang kalian sudah menjadi pemimpin, dan sudah menerapkan ilmu kalian, ada problem apa ketika kalian menerapkan ilmu kalian di masyarakat sebagai pemimpin. Nah itu yang kita ingin feedbacknya macam itu kita-kira," jelas Rizal.
Dalam ceramah, tema dipilih oleh pihak Masjid UGM. Oemilihan tema itu sudah dipikirkan secara matang.
Tema yang dipilih bukan hanya sekitar tren-tren politik maupun soal kepentingan tertentu saja.
"Kita ini orientasinya lebih banyak orientasi akademis. Cuma bagaimana sebagai seorang akademis itu kita akan menolak beberapa hal yang terkait dengan politik kan enggak bisa," katanya.
Baca juga: Polemik Keppres No 2 Tahun 2022, Sejarawan UGM Bantah Penghapusan Nama Soeharto
Namun, Rizal menegaskan dalam acara tersebut pihaknya menghindari pembicaraan yang mengarah ke politik praktis.
"Tapi yang kita hindari adalah problem politik praktisnya. Bendera-bendera partai itu kita hindari. Kita tidak sama sekali menghubungi mereka dalam konteks kepartaian tapi dalam konteks akademisi dan soal politik itu silakan saja nggak masalah juga bagi kita gitu kan," jelasnya.
Dia menambahkan ilmu politik tidak masalah jika diperbincangkan atau dibahas di tingkat akademis tetapi yang perlu dihindari adalah pembahasan politik praktis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.