Dia mengaku, selama ini proses mediasi kedua desa telah dilakukan, namun upaya tersebut masih menemui jalan buntuh. Salah satu penyebabnya, kata Roem, yakni warga di dua desa masih mengutamakan ego masing-masing.
“Mediasi dua desa sudah dilakukan di Polres tapi setelah itu masing-masing dengan egonya setelah kesepakatan dibuat keluar lalu membuat statement-statement yang pada akhirnya membuat situasi memburuk,” ungkapnya.
Baca juga: Usut Kasus Penembakan Misterius di Haruku, Polda Maluku: Masyarakat Jangan Terprovokasi
Roem mengakui insiden penembakan yang baru terjadi juga sangat memengaruhi upaya rekonsiliasi kedua desa yang bertikai. Meski begitu, Polda Maluku akan tetap berusaha agar kedua desa dapat menempuh jalan damai untuk mengakhiri konflik.
“Tapi kalau kita lihat peristiwa belakangan ini ya kami akan mengedepankan penegakan hukum. Upaya rekonsiliasi tetap dilakukan, tentu kita mengharapkan adanya keadaran dari masyarakat kedua desa,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.