Sukri menegaskan, KSOP Nunukan hanya memastikan jumlah penumpang sesuai dengan aturan PPKM.
Selain itu, jumlah barang juga harus dipastikan bobotnya demi menghindari overload dan demi keselamatan para penumpang kapal.
Sukri juga tidak membantah, banyak penumpang yang kecewa dan protes, bahkan nekat menyewa speedboat mengejar kapal dan memaksa naik.
"Meski mereka berbuat seperti itu, (menyewa speedboat untuk mencoba naik kapal), namun tidak ada satupun yang naik ke atas kapal penumpang. Kita menegakkan aturan dan kesepakatan dalam rapat. Yang jelas, kapasitas kapal sesuai aturan PPKM, dan aturan keselamatan berlayar tetap kami pedomani," tegasnya.
Baca juga: Banyak Anak Tak Sekolah di Nunukan, Pernikahan Dini dan Budi Daya Rumput Laut Disebut Jadi Sebabnya
Manager Operasional Pelindo Regional 4, Damsi, juga membenarkan fasilitas pintu masuk ruang tunggu rusak akibat ratusan penumpang yang berebut masuk demi bisa naik kapal.
Ia menjelaskan, jelang keberangkatan KM Thalia, diperkirakan ada 1.200 lebih calon penumpang.
Di hari yang sama, ada juga pelaksanaan vaksin kedua dan booster sehingga Pelabuhan Tunon Taka terlihat penuh sesak dengan manusia.
"Pintu kaca pecah tidak kuat menahan tekanan banyaknya penumpang berebut masuk dermaga. Bagaimanapun ketentuan jumlah penumpang harus sesuai aturan PPKM. Yang masuk kapal sekitar 70 persen dari kapasitas kapal. Untuk kerusakan pintu, kami sudah memesan lagi dan akan segera dipasang," katanya.
Terpisah, bagian operasi KM.Thalia, Andi Salman menjelaskan, fenomena penumpang membeludak jelang Ramadhan memang selalu terjadi.
Lonjakan jumlah penumpang, biasanya didominasi oleh para buruh perusahaan di Nunukan dan sejumlah PMI di Malaysia.
"Biasanya tanggal gajihan mereka dibayarkan pertengahan bulan jelang Ramadhan. Itu menjadi waktu ideal mereka pulang kampung karena bisa berkumpul dengan keluarga untuk sama sama menyambut Ramadhan di kampung halaman," katanya.