Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berulang Tahun Ke-112, Ini Seluk-beluk Kota Jayapura yang Menyimpan Memori Perang Dunia II

Kompas.com - 08/03/2022, 13:10 WIB
Roberthus Yewen,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Memori kolektif

Ester mengungkapkan, kini tempat-tempat di Kota Jayapura yang menyimpan sugudang memori kolektif, selain simbol identitas dari masyarakat pemilik tempat dan masa lalu tersebut, telah mengalami bentukan akibat migrasi dan modernisasi kota.

“Keberadaan berbagai etnis pendatang di Jayapura mempengaruhi sosial dan kehidupan budaya yang ditunjukkan oleh kekerabatan yang kuat ikatan dan tinggal berdekatan dengan kerabat dari suku yang sama,” ungkap dia.

Ester menyatakan, ada pemukiman dihuni oleh pendatang dari daerah tertentu.

Pemukiman penduduk asli Jayapura dihuni oleh suku Tobati, Enggros, Kayu Pulo, Kayu Batu, Nafri, dan Sko Say, Sko Mabo, dan Sko Yambe.

“Sampai saat ini, mereka masih melestarikan tradisi mereka pemukiman di tengah perkembangan Kota Jayapura,” tandasnya.

Baca juga: Jenazah Billy, Pekerja yang Tewas Ditembak KKB Akan Dibawa Pulang ke Bandung

Ditentukan oleh pimpinan

Sosiolog Universitas Cenderawasih, Ave Lefaan mengungkapkan bahwa kehidupan multikultural atau multietnis bisa berkomunikasi dengan kelompok-kelompok masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.

Kondisi juga sangat ditentukan oleh institusi pimpinan yang ada.

“Misalnya Pak Wali Kota dan Wakil Wali Kota, sehingga pimpinan yang ada ini harus memiliki wawasan kepemimpinan tentang latar belakang primodialisme dari kelompok-kelompok yang hidup bersama,” ungkapnya.

Menurut Ave, di dalam sosiologi disebut dengan melting pot, merupakan sebuah wadah yang membuat masyarakat saling berkomunikasi secara eksternal maupun internal, sehingga proses-proses komunikasi yang terjadi dalam bentuk interaksi dapat berjalan dengan baik.

“Aturan-aturan atau institusi, kelembagaan-kelembagaan dan pranata-pranata harus ditegakkan, tanpa pranata maka interaksi atau komunikasi tidak akan berjalan secara bagus,” tuturnya.

Baca juga: Perjuangan Tim Mengevakuasi 8 Jenazah Korban Penembakan KKB di Beoga, Hadapi Medan dan Cuaca Ekstrem

Menurutnya, multukulturalisme di Kota Jayapura sangat tinggi, karena kondisi sangat plural.

Tapi sampai hari ini pergaulan dan interaksi sosial dapat berjalan dengan baik karena memang Wali Kota selalu memberikan imbauan dan komunikasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara membangun kehidupan bermasyarakat di Jayapura.

Selain itu, aturan-aturan selalu diterapkan, sehingga masyarakat di Jayapura saat ini adalah masyarakat perkotaan yang kehidupannya sangat individual, tetapi unsur interaksi saling menghargai masih sangat tinggi di Kota Jayapura.

“Masyarakat kita saat ini tidak mengalami goncangan di dalam tatanan-tananan dengan kelompoknya sendiri, maupun dengan kelompok-kelompok yang lain,” ujarnya.

Baca juga: Warga Bandung Tewas Ditembak KKB di Papua, Polresta Bandung Siap Beri Bantuan untuk Keluarga Korban

Dosen Pascasarjana Uncen ini mengakui bahwa beberapa pakar sosiologi telah berpendapat bahwa di dalam suatu organisasi masyarakat dengan latar belakang yang beranekaragam, mudah berkonflik.

Namun demikian, kata Ave, peranan pemimpinan bersama kelembagaan menjadi penting.

“Yang kita butuh kepatuhan dan kepatutan. Patuh dan patut artinya tunduk dan harus melaksanakan aturan yang ada, agar masyarakat hidup aman, nyaman dan damai bisa terwujud,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Ave menyampaikan, sosialisasi atau komunikasi secara terus menerus, baik secara horizontal harus dilakukan oleh wadah-wadah pembinaan masyarakat menjadi penting untuk terus dilakukan dalam kehidupan masyarakat di daerah perkotaan.

“Kegiatan seperti pembinaan olahraga, arisan, pemutaran film dan kegiatan antara umat beragama serta lain-lain menjadi solusi dalam membuat masyarakat bisa melakukan solidaritas secara baik dalam kehidupan bersama,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com