SUKABUMI, KOMPAS.com - Satibi (76), penyintas bencana tanah bergerak di Dusun Cihurang, Desa Limusnunggal, Kecamatan Bantargadung, Sukabumi, Jawa Barat mengaku telah tiga kali mengalami musibah serupa.
"Sepanjang usia saya sudah tiga kali mengalami bencana gerakan tanah seperti sekarang ini," ungkap Satibi saat berbincang dengan Kompas.com ditemui di rumah panggung miliknya, Kamis (3/3/2022).
Baca juga: Tanah Bergerak di Sukabumi Sebabkan 8 Rumah Warga Rusak
Satibi menuturkan, bencana gerakan tanah pertama pernah terjadi di wilayah Ciburial sekitar tahun 1968-an.
Lalu yang kedua dan ketiga di Cihurang, pada 1985 dan 2022.
"Gerakan tanah yang 1984 lebih besar dibanding sekarang. Saat itu sempat merasakan getaran hingga sepuluh kali dari malam hingga siang. Dan membuat kepala pusing," kata Ketua Rukun Kampung tersebut.
Baca juga: Kota Sukabumi Masuk PPKM Level 4, Ini Penyebabnya
Sejak tahun 1984, ia dan keluarganya serta tetangga meninggalkan kampung halamannya untuk mengungsi ke rumah saudara atau kerabat.
Lokasi tujuan para pengungsi saat itu pun menyebar ke beberapa kampung.
Setelah mengungsi beberapa lama, akhirnya Satibi membangun rumah panggung di kawasan Sukabumi.
"Sekarang di sini terdampak lagi bencana gerakan tanah," aku Satibi yang rumahnya terletak paling rendah dibanding enam rumah lainnya.
Baca juga: Terjadi Lagi Pohon Tumbang di Sukabumi, Seorang Anak Tewas Tertimpa
Dia menuturkan akan mengungsi ke rumah kerabatnya yang terletak di kampung setempat.
Apalagi rumah panggung yang dihuni oleh keluarganya juga sudah berumur sekitar 40 tahun.
Rumah tersebut terdampak tanah bergerak hingga fondasinya miring.
"Sekarang ingin rumah dengan tempat yang aman dan nyaman," harap Satibi sambil merapikan pakaian dan perlengkapan rumah tangga yang akan dibawa ke tempat pengungsian.
Baca juga: Sedang Shalat Subuh di Masjid, Warga Sukabumi Diduga Dianiaya Orang Tak Dikenal
Sebanyak 8 unit rumah terdampak bencana gerakan tanah di Kecamatan Bantargadung, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (2/3/2022).
Peristiwa ini melanda Kampung Pondok Lima, Dusun Cihurang, Desa Limusnunggal.
Akibat bencana gerakan tanah ini, di antaranya terdapat retak-retak pada dinding dan lantai. Bahkan ada rumah yang dindingnya ambruk.
Sedangkan di lingkungan permukiman terdapat tanah amblas dengan kedalaman bervariasi hingga sekitar 3 meter. Amblesan membentuk tapal kuda sekitar 150 meter.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.