Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Laporkan Korupsi, Nurhayati Malah Jadi Tersangka | Ini Penyebab Puncak Bogor Macet Parah

Kompas.com - 01/03/2022, 06:10 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Nurhayati, seorang Bendahara atau Kaur (Kepala Urusan) Keuangan Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi oleh Polres Cirebon.

Padahal, Nurhayati adalah sosok yang melaporkan adanya dugaan kasus korupsi yang dilakukan oleh Kuwu atau Kepala Desa Citemu itu.

Kekecewaan Nurhayati ditumpahkan dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial.

Berita lainnya adalah seputar kemacetan di Puncak Bogor, Jawa Barat, saat libur panjang pada Minggu (27/2/2022).

Kemacetan parah itu membuat kendaraan terjebak di jalanan selama berjam-jam.

Menurut polisi, kemacetan itu karena tingginya jumlah kendaraan yang masuk ke kawasan Puncak Bogor. Selain itu, sempat ada mobil mogok di enam titik.

Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Senin (28/2/2022).

Status tersangka Nurhayati dicabut

IlustrasiKOMPAS/SUPRIYANTO Ilustrasi

Sosok Nurhayati mendapat perhatian karena ditetapkan sebagai tersangka setelah melaporkan dugaan kasus korupsi yang dilakukan kepala desanya.

Namun, status tersangka yang telah disandangnya sejak akhir November 2021 itu kabarnya dicabut.

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD lewat unggahannya di Twitter.

"Insya Allah status tersangka tidak dilanjutkan," ujarnya, dikutip dari akun @mohmahfudmd, Minggu (27/2/2022).

Menurut kakak kandung Nurhayati, Junaedi, adiknya menangis bahagia setelah mendengar kabar tersebut.

"Kami sangat senang, adik saya langsung menangis mendengar kabar tersebut. Dia juga menyampaikan sangat berterima kasih kepada banyak pihak," ucapnya di Desa Citemu, Minggu.

Baca selengkapnya: Duduk Perkara Kasus Nurhayati, Berawal dari Laporkan Korupsi Kepala Desa, Jadi Tersangka, hingga Status Dibatalkan

2. Enam mobil mogok di Puncak Bogor saat macet parah

Arus lalu lintas kendaraan di Jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, kembali padat pada hari kedua libur panjang atau Minggu (27/2/2022) siang.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Arus lalu lintas kendaraan di Jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, kembali padat pada hari kedua libur panjang atau Minggu (27/2/2022) siang.

Kemacetan terjadi di Puncak Bogor di momen libur panjang pada Minggu (27/2/2022). Akibat kemacetan ini, pengendara terjebak di jalan selama berjam-jam.

Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin menjelaskan, kemacetan ini disebabkan meningkatnya jumlah kendaraan di kawasan Puncak Bogor.

Selain itu, terdapat kendaraan mogok di jalur sempit yang membuat kemacetan semakin parah.

"Kebetulan mungkin karena libur panjang ya, terus volume kendaraan roda dua dan empat meningkat dan tadi siang itu sekitar jam 2 ada mobil mogok di enam titik yang berbeda, jadi terjadi penyempitan. Jalur ke atas ini kan ada dua lajur, nah karena yang mobil mogok itu memakan sebagian lajur ke arah atas sehingga ada kendaraan yang melambung untuk melewati mobil mogok itu," tuturnya, Minggu.

Kepadatan kendaraan ini juga terjadi karena banyak pengendara sepeda motor yang berhenti di bahu jalan sehingga menghambat arus lalu lintas.

Baca selengkapnya: Ini Penyebab Kemacetan Panjang hingga Berjam-jam di Puncak Bogor

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com