Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Desa Wadas Jadi Lokasi Penambangan Batu Andesit untuk Proyek Bendungan Bener

Kompas.com - 12/02/2022, 18:12 WIB
Riska Farasonalia,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Penetapan lokasi di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, sebagai lahan penambangan batu andesit untuk proyek Bendungan Bener bukan tanpa alasan.

Pelaksanaan pembangunan bendungan itu pun diperkirakan bakal memakan waktu selama 2 sampai 3 tahun.

Pejabat Pembuat Komitmen Bendungan I BBWS Serayu Opak, M Yushar Yahya Alfarobi mengungkapkan, sejumlah faktor penetapan lokasi penambangan quarry di Desa Wadas.

Baca juga: Komisi III DPR RI Pertanyakan Kebutuhan Batu Andesit di Desa Wadas untuk Proyek Bendungan Bener

"Pertama, di Desa Wadas memiliki volume batu andesit yang sangat memadai untuk Bendungan Bener. Kedua, terkait spesifikasi batuannya, spesifikasi batuan itu yang paling cocok itu di Desa Wadas. Ketiga, dari jaraknya paling efektif dari Bendungan Bener, sumber materialnya itu di Desa wadas," jelas Yushar, Sabtu (12/2/2022).

Menurutnya, pemerintah melakukan pemilihan lokasi sudah melalui studi-studi yang sangat panjang dan kriteria Desa Wadas dianggap paling sesuai.

"Dalam suatu proyek itu pasti ada studi yang menguatkan terlebih dahulu, kenapa di Wadas, kenapa tidak diambil dari yang lain? Setahu kami, hemat saya, Wadas ini lokasi yang paling cocok," kata Yushar.

Baca juga: 250 Anggota Polisi Bersenjata Lengkap Ditarik dari Desa Wadas, Kapolda Jateng Bantah Dirikan Pos Pengamanan

Yushar menyebut ada sebanyak 617 bidang atau 114 hektar lahan di Desa Wadas sebagai lokasi penambangan batu andesit.

"Jadi total kebutuhan quarry di Desa Wadas itu 617 bidang sesuai penlok dari Jateng. Itu setara 114 hektar," lanjut Yushar.

Namun, dari jumlah tersebut, estimasi lahan yang dibutuhkan untuk penambangan batu andesit disebut sekitar 60 hektar.

Sementara sisanya akan dipergunakan sebagai wilayah sabuk hijau yang bisa dimanfaatkan untuk taman.

"Dari total 114 hektar tidak kita gali semua, hanya 60 hektar saja yang kita manfaatkan untuk material quarry di Bendungan Bener. Jadi yang 617 bidang itu harus tetap dibeli karena sisanya untuk sabuk hijau, memang 617 kita bebaskan," ungkapnya.

Yushar menjelaskan, sesuai perencanaan awal, estimasi perhitungan di 114 hektar lahan yang dibebaskan terkandung sebanyak 40 juta meter kubik batu andesit.

Namun, batu andesit yang akan dimanfaatkan untuk proyek Bendungan Bener sekitar 15 juta meter kubik.

Sedangkan, untuk proses konstruksi bangunan bendungannya saja disebut memerlukan 8,5 juta meter kubik batu andesit.

"Kebutuhan untuk konstruksi bendungan itu lebih kurang 8,5 juta meter kubik yang kita butuhkan, tapi kita estimasi karena tidak bisa pas kemungkinan bisa 1,5 kalinya yakni sekitar 15 juta meter kubik. Tapi untuk tubuh bendungan secara desain 8,5 juta meter kubik," jelas Yushar.

Atas dasar perhitungan itu, pihaknya menjamin batu andesit di Desa Wadas yang ditambang tidak akan habis.

"Jadi kalau ada isu yang mengatakan Wadas habis ditambang semua itu isu yang tidak benar, itu keliru, kita manfaatkan batu yang di desa Wadas itu tidak sampai setengahnya," tuturnya.

Yushar memperkirakan, proses pembangunan Bendungan Bener akan berjalan sekitar 2 sampai 3 tahun.

Setelah Bendungan Bener rampung dibangun, kegiatan penambangan batu andesit di Desa Wadas akan dihentikan.

Kemudian, bekas lahan yang ditambang akan direklamasi dan bisa dimanfaatkan oleh warga Desa Wadas.

"Penambangannya itu sekitar 2-3 tahun saja. Selama proses konstruksi, pekerjaan galian di Desa Wadas kan berlangsung, pascagalian, setelah selesai akan direklamasi," ujarnya.

Yushar memastikan tanah humus atau top soil saat proses penggalian di Desa Wadas akan diambil dahulu untuk disingkirkan.

Ketika penambangan rampung, tanah humus tersebut dipastikan akan dikembalikan dan ada skema serah kelola agar bisa bermanfaat untuk masyarakat.

"Jadi masyarakat bisa mengelola kembali tanahnya. Humusnya nanti dikembalikan karena humus itu kan yang fungsinya menyuburkan tanaman, itu nanti kita kembalikan, kita reklamasi. Sesuai keinginan masyarakat nanti, akan ditanami tumbuhan atau apa, nanti kita diskusikan lagi skemakan lagi," pungkasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Regional
Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Regional
Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Regional
PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

Regional
Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Regional
Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

Regional
Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com