Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wahid, Bocah 8 Tahun Membantu Ibunya yang Lumpuh hingga Jarang Masuk Sekolah

Kompas.com - 12/02/2022, 06:17 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

“Memakai sandal dua hari. Kami tidak tegel (tidak tega). Jangan sampai anak minder di sekolah. Kami berikan sepatu biar dia memilih sendiri. Kami ingin dia semangat sekolah,” kata Ernis mengingat lagi masa awal Wahid masuk kelas.

Semua langkah ini, kata Ernis, sebagai upaya mendorong Wahid tetap bisa sekolah.

Namun, hari-hari yang dijalaninya menggerus perhatian Wahid dari sekolah. Ia mulai jarang berangkat sekolah belakangan ini.

Sekolah juga tidak kurang akal. Guru tetap antar jemput tugas sekolah seminggu sekali. “Dia tidak pernah berhenti sekolah. Dia siswa kami. Sampai kapan pun dia siswa kami,” kata Ernis.

Baca juga: Selebgram Bantu Ibunya Kabur dari Penjara Setelah Mengecoh Petugas Keamanan

Kelumpuhan

Kelumpuhan Wagini itu mulai mendera di 2014. Kelumpuhan timbul tenggelam, kadang perlu waktu lama untuk kembali pulih. Puncaknya di 2020.

Ia menderita myasthenia gravis, penyakit yang menyerang saraf dan membuat kelumpuhan otot. Gejalanya, kata Wagini, seperti dirundung rasa malas untuk bergerak. Gejala itu dirasa sejak 1998.

Tak ada cara lain kecuali melawan dengan terus bergerak, meski kelumpuhan sering kambuh dan tak bisa ditolak.

“Dua saudara juga mengalami serupa. Mereka sampai bengkok tulangnya, yang satu punggung, yang satunya kaki. Saya masih paling ringan. Saya melawan dengan terus bergerak,” kata Wagini.

Di rumah, Wagini mengaku semua berbagi peran, termasuk Wahid. Mbah Kromo mengumpulkan dahan kelapa kering, sabut kelapa, kayu kering untuk bahan bakar pawon.

Wagini sendiri memasak hingga mencuci. Sedangkan Wahid memetik sayur di ladang, membeli lauk, ataulah memetik kelapa bila diperlukan.

“Memetik apa saja di kebun, daun pepaya, rebung, bayam, apa saja. Lauk (beli) kalau ada, kalau tidak ya makan sayur seadanya,” kata Wagini.

Mantan perantau ke Jakarta dan Surabaya itu mengakui situasi hidup yang dialaminya berimbas pada sekolah Wahid. Tetapi, ia mengharapkan Wahid tetap sekolah sampai bisa mewujudkan cita-citanya sebagai pengemudi traktor.

“Karena dia lihat di sawah ada orang yang menggunakan traktor, uangnya banyak,” kata Wagini.

Baca juga: Dulu Terkenal, Misca Mancung Kini Bantu Ibunya Jualan Parfum Keliling

Bantuan sejak 2016

Karena kondisi kehidupan mereka, keluarga Mbah Kromo telah lama menerima bantuan pemerintah, yang disalurkan melalui kalurahan, pedukuhan, maupun dinas sosial.

“Sebagai penerima manfaat Program PKH sejak 2016,” kata Parno, dukuh (kepala dusun) Sambiroto, seraya mengurai sejumlah bantuan lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com