Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilaporkan Cabuli 7 Muridnya, ASN Kemenag di Mamuju Ditangkap Polisi

Kompas.com - 06/02/2022, 22:57 WIB
Junaedi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MAMUJU, KOMPAS.com – Seorang aparatur sipil negara, AR (47 tahun) di Mamuju, Sulawesi Barat, dilaporkan telah mencabuli tujuh orang santrinya di sebuah madrasah.

Untuk menutupi kedoknya, pelaku diduga tak segan-segan mengancam akan membunuh hingga menembak korbannya dengan airgun jika berani buka mulut.

Perbuatan asusila tersebut diduga dilakukan pelaku di banyak tempat sejak Juli 2021, termasuk di madrasah hingga di rumah pribadi pelaku.

Baca juga: Modus Kepala Baitul Mal di Aceh Tenggara Perkosa Santrinya, Berpura-pura Sakit Kepala

Kasat Reskrim Polresta Mamuju, AKP Pandu Arief Setiawan membenarkan telah menangkap tersangka AR, salah satu ASN di kantor Kemenag Mamuju.

Tersangka AR dilaporkan orangtua siswa telah mencabuli tujuh murid di madrasah tempatnya mengajar. Tersangka AR ditangkap di rumahnya.

Pandu berujar, untuk menutupi kedoknya, pelaku diduga mengancam akan mengeluarkan korbannya dari sekolah, bahkan mereka diancam akan dibunuh jika berani bersuara.

Sejumlah korban bahkan mengaku diancam dengan senjata airgun jika berani membeberkan perbuatan tersangka.

"Dari hasil penyidikan sementara saat ini, pelaku mengakui perbuatan yang pernah dilakukan terhadap tujuh muridnya," jelas Pandu saat dihubungi Kompas.com, Minggu malam (6/2/2022).

Tujuh siswa yang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh gurunya tersebut belajar di madrasah tempat AR mengajar.

Baca juga: Pengasuh Ponpes di Kulon Progo Dilaporkan Terkait Pelecehan Seksual pada Santrinya

Menurut kasat yang mengutip penuturan para saksi dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku bahkan sempat membungkam korban dengan menujukkan senjata airgun.

"Pelaku juga pernah menunjukkan senjata airgun miliknya kepada sejumlah korban, dan mengancam akan membunuh jika menceritakan perbuatannya," ujar Pandu.

Terungkapnya perbuatan pelaku, berawal dari laporan masyarakat terkait tindak pidana perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur. Sejumlah orangtua siswa yang keberatan memilih melaporkan ke polisi.

Seperti hasil penyidikan sementara, kasus asusila yang diduga dilakukan pelaku terhadap tujuh santrinya dimulai sejak Juli 2021 hingga Desember 2021 lalu.

"Awal mula terjadinya tindak pidana dugana pelecehan seksula terhadap santrei ini  berdasarkan hasil pemeriksaan sejauh ini, dimulai Juli 2021 sampai rentan waktu desember 2021," kata Pandu.

Baca juga: Pengurus Ponpes di Sumsel Ditangkap Usai Cabuli 5 Santrinya, Ini Modus Pelaku

Pandu menyebut, lokasi tindak pelecehan seksual ini terjadi pada sejumlah tempat. Salah satunya di rumah pelaku.

Menurut Pandu TKP (tempat kejadian perkara) nya tidak hanya terjadi pada di wilayah hukum Polresta Mamuju tapi juga di luar wilayah hukum Polresta Mamuju.

Namun TKP yang paling sering terjadi yaitu di rumah pelaku, terutama saat istri dan anak-anak pelaku sedang tidak berada di rumanya.

Pelaku AR telah ditetapkan sebagai tersangka dan kini ditahan rutan di Mapolres Mamuju untuk menjalani pemeriksaan selanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Regional
Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Regional
Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Regional
Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Regional
Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Regional
Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Regional
Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Regional
Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Regional
Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Regional
Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com