Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Taktik Kapal Trawl di Bengkulu Mengelabui Petugas dan Nelayan Tradisional

Kompas.com - 31/01/2022, 09:22 WIB
Firmansyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Para nelayan trawl di Bengkulu punya teknik sendiri untuk mengelabui petugas Pelabuhan Pulau Baai. Bagaimana pola yang dilakukan kapal trawl agar tak terlacak petugas pun diungkapkan sejumlah nelayan tradisional kepada Kompas.com.

 

Sebelumnya perlu diketahui, kapal trawl merupakan kapal penangkap ikan yang menggunakan alat tangkap trawl atau biasa disebut pukat harimau/pukat hela.

Trawl merupakan jaring berbentuk kerucut yang terbuat dari dua, empat atau lebih panel yang ditarik oleh satu atau dua kapal di dasar atau di tengah laut.

Baca juga: Trawl Merajalela, Nelayan Bengkulu Ingin Bertemu Jokowi

Menurut pengakuan nelayan tradisional, nelayan trawl kerap meninggalkan trawl di tengah laut. Kemudian mereka menandai lokasi ditinggalkannya jaring trawl dengan titik koordinat di GPS.

Tak cuma itu, kapal trawl biasanya sudah membekali diri dengan surat yang menyebutkan alat tangkap mereka adalah jaring.

Akal-akalan ini dilakukan agar mereka bisa keluar melalui pintu Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, menghindari pantauan petugas.

Modus ini diceritakan sejumlah nelayan tradisional di Bengkulu kepada Kompas.com, salah satunya Ade Sofyan.

"Petugas sering patroli di pintu keluar alur Pulau Baai. Namun kapal trawl luput karena alat trawl mereka ditenggelamkan di laut, lalu mereka ambil lagi dengan mengandalkan titik koordinat GPS," sebut Ade, Senin (31/1/2022).

Fakta ini disampaikan Ade, sekitar satu tahun lalu ketika nelayan tradisional di Bengkulu Utara menangkap satu kapal trawl.

Kala itu, kapal trawl berhasil ditangkap nelayan tradisional setelah sempat terjadi keributan antara nelayan trawl dan tradisional di tengah laut.

Saat kapal dibawa ke darat kapal dilengkapi surat keterangan alat tangkap jaring, tetapi faktanya faktanya ditemukan alat tangkap trawl.

Bersama nelayan tradisional, ABK kapal diserahkan ke polisi dan divonis pengadilan. Sejumlah pelaku trawl diputus 2 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri (PN) Bengkulu pada Februari 2021.

Ilustrasi: Petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengamankan kapal yang menangkap ikan dengan menggunakan pukat harimau (trawl) di perairan Provinsi Riau, Rabu (9/6/2021).Dok Dinas Perikanan dan Kelautan Riau Ilustrasi: Petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengamankan kapal yang menangkap ikan dengan menggunakan pukat harimau (trawl) di perairan Provinsi Riau, Rabu (9/6/2021).

Nelayan di Desa Pasar Seluma, Kabupaten Seluma, Bengkulu juga pernah menangkap trawl di perairan Seluma.

Aksi saling kejar kapal nelayan trawl dan tradisional terjadi di laut. Kapal trawl diamankan warga dan nyaris dibakar massa.

Hingga saat ini menurut sejumlah nelayan, praktik trawl masih terjadi di laut Bengkulu dengan aksi sembunyi-sembunyi dari petugas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com