KOMPAS.com - Kalimantan Timur menjadi provinsi yang sering dibahas dalam beberapa waktu terakhir.
Pembahasan ini menyusul rencana pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke wilayah di Penajam Paser Utara, yang berada di Kalimantan Timur.
IKN itu sudah ditetapkan dengan nama Ibu Kota Nusantara, dan ditargetkan bisa benar-benar pindah pada 2024 mendatang.
Adapun pembahasan tentang Kalimantan Timur pun beragam, mulai dari sejarah, adat istiadat, fakta-fakta menarik Kalimantan Timur, dan sebagainya.
Baca juga: 5 Pakaian Adat Maluku dan Bentuknya
Dalam ulasan kali ini, akan dibahas ragam pakaian adat Kalimantan Timur dan keunikannya:
Pakaian adat Kalimantan Timur yang pertama adalah pakaian Kustin, yang merupakan pakaian khas Suku Kutai yang menjadi suku asli di provinsi ini.
Kata Kustin sendiri berasal dari kata “kostum” yang memiliki arti kebesaran. Artinya pakaian Kustin bermakna pakaian kebesaran.
Masyarakat Suku Kutai memakai pakaian Kustin ini saat upacara pernikahan, dan dipakai oleh masyarakat golongan menengah ke atas.
Saat mengenakan pakaian Kustin, kaum laki-laki akan dilengkapi dengan kopiah bundar setinggi 15 sentimeter berwarna emas yang diberi nama setorong.
Setorong dihiasi lambang berwujud wapen yang disesuaikan dengan strata sosial pemakainya.
Baju atasan berbahan beludru warna hitam, dengan lengan panjang dan kerah tinggi.
Celana yang dipakai adalah celana panjang warna sama dengan baju.
Untuk kaum wanita, mereka akan memakai sanggul atau gelung kutai, yang bagian muka sanggul ditusuk kembang goyang dari logam bersepuh emas.
Baju yang dikenakan sama, yaitu lengan panjang dan kerah tinggi.
Baca juga: 5 Pakaian Adat Jawa Tengah dan Ciri Khasnya
Pakaian adat Miskat tampak seperti pakaian yang dikenakan masyarak Tiongkok zaman dahulu.
Saat ini, pakaian Miskat menjadi salah satu seragam wajib bagi Pegawai Negeri Sipil di Provinsi Kalimantan Timur.
Pakaian Miskat untuk laki-laki berupa baju lengan panjang dilengkapi kancing dengan desain miring ke kanan.
Bawahannya mengenakan celana panjang, serta dilengkapi kopiah atau penutup kepala.
Secara umum pakaian yang dikenakan perempuan sama. Bedanya terletak pada desain kancing yang miring ke kiri.
Untuk bawahan, perempuan yang memakai pakaian Miskat akan mengenakan rok kurung panjang.
Baca juga: 7 Fakta Menarik Kalimantan Timur, Provinsi Ibu Kota Baru Nusantara, yang Dihuni 6 Persen Lansia
Pada waktu kerajaan masih adat, pakaian Takwo ini tidak boleh dipakai oleh masyarakat biasa.
Bentuk baju Takwo hampir menyerupai pakaian Tionghoa, tapi berkerah tinggi.
Bagian depan baju memakai jelapah, kiri dan kanan jelapah dipasang kancing yang jumlahnya lima pasang.
Baju Takwo didesain polos tanpa pasmen dan ornamen. Bahan yang dipakai biasanya kain kautn, nilon atau beludru.
Sarung Samarinda atau yang disebut dengan Tajong Samarinda merupakan kain tenun tradisional dari Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Konon, sarung ini dulunya dibawa oleh masyarakat dari suku Bugis, Sulawesi yang menetap di Kerajaan Kutai Kartanegara.
Sarung Samarinda dibuat dengan alat tenun tradisional, yaitu sepenuhnya dikerjakan dengan tangan.
Baca juga: Pulau Manimbora, Tempat Wisata Eksotis di Kalimantan Timur dengan Misteri Tumpukan Tulang Manusia
Ini merupakan baju pengantin yang juga disebut dengan nama Baju Anta Kusuma.
Baju Anta Kusuma merupakan baju pengantin kebesaran kerajaan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Pada zaman dahulu, baju Kutai Kuning ini hanya boleh dipakai oleh golongan bangsawan, serta rakyat jelata dilarang memakainya.
Sesuai dengan namanya, pakaian adat Kalimantan Timur ini berwarna dasar kuning dengan aksesoris berwarna keemasan.
Sumber:
Kompas.com
Grid.id
Budaya.org