Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggalkan Kampung Halaman untuk Bekerja, Kini Sukri Habiskan Harinya dalam Kondisi Terpasung

Kompas.com - 17/01/2022, 15:22 WIB
Chermanto Tjaombah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MINAHASA UTARA, KOMPAS.com - Sukri, seorang pria asal Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, meninggalkan kampung halamannya untuk merantu ke Sulawesi Utara.

Kala itu, Sukri yang masih SMA mengikuti ajakan pamannya yang berdomisili di Kecamatan Likupang Timur, Minahasa Utara, untuk membantunya bekerja sambil melanjutkan pendidikan.

Enam bulan merantau, Sukri memutuskan kembali ke orangtuanya karena alasan bosan bekerja, dan dugaan adanya tekanan kejiwaan.

Baca juga: Anak 5 Tahun di Sumedang Dipasung Pakai Rantai, Ketahuan Saat Rumah Kebakaran

Pamannya yang prihatin kemudian menghubungi orangtua Sukri, Abdullah Basowa (76 dan Sitti Hindong (64), dan meminta keponakannya kembali untuk diajak berobat.

Permintaan tersebut ditanggapi Abdullah dan Sitti dengan ikut pindah domisi ke Sulawesi Utara pada 1995, dengan harapan putra mereka bisa pulih.

Pria yang kini berusia 30 tahun tersbeut sempat dibawa ke rumah sakit jiwa di Manado dengan harapan bisa memeroleh penanganan.

Tetapi oleh petugas di sana, saat itu dia hanya disarankan hanya rawat jalan karena didiagnosis mengalami stres, dan tidak masuk kategori gila.

Awalnya keluarga mencoba melakukan pengobatan rawat jalan, tetapi karena kondisi ekonomi, prosesnya tidak dilanjutkan ditambah kondisi pria itu yang semakin memburuk.

Sukri disebut kerap berkalan sendiri hingga berhari-hari dalam kondisi tidak sadar, dan baru ditemukan setelah ada yang melapor dirinya terlihat di daerah lain.

Baca juga: Mengamuk, Seorang Pemuda di Samosir Bunuh Ayah dan Aniaya Ibunya, Polisi: Pelaku Sempat Dipasung

Karena takut terjadi sesuatu dengan putranya, Sitti memutuskan memasang rantai pasung di kaki Sukri, dan menyiapkan tempat duduk berukuran kotak kecil.

Tempat duduk tersebut hanya cukup untuk posisi jongkok, dan ditempatkan dalam ruangan khusus berukuran 2x2 meter di belakang rumah dalam kondsi gelap dan becek.

"Sudah lebih 10 tahun dipasung. Pertamanya om-nya minta Sukri ke sini, jadi kita bilang sudahjo kirim ke sana dia sekolah di sini, Dia bilang boarjo kita kasi sekolah disini, jadi kita kirim noh ke mari. Enam bulan disini dia lari sendiri ke makassar," ucap Sitti.

Kepada Kompas.com Senin (17/1/2022), Sitti mengungkapkan saudaranya berujar putranya akan dibawa ke rumah sakit jiwa.

"Dia bilang itu dokter yg periksa dia bilang sudahjo kasi tinggal ka nyanda gilaji cuma stres dia bilang (Tidak perlu dirawat di RSJ karena dia tidak gila, hanya stres)," lanjutnya dengan dialek campuran Manado dan Makassar.

Baca juga: Sempat Dipasung 2 Bulan, Mantan Sinden yang Alami Gangguan Jiwa Ditemui Bupati Banjarnegara

Karena kehidupan ekonomi mereka tak kunjung membaik, Sukri ditaruh di gubuk kecil yang menempati lahan milik orang lain.

Imbalannya, keluarga itu harus membantu si pemilik menjaga empang dan merawat kebun yang berada di tengah hutan.

Abdullah menghidupi keluarganya dengan bekerja sebagai tukang yang menyeberangkan warga menggunakan perahu.

Sukri bersama orangtuanya terpaksa hidup di gubuk kecil beralaskan tanah, tanpa adanya perabot kecuali dua kasur lusuh yang dibatasi lemari sebagai penanda pemisah kamar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

Regional
Aniaya 2 'Debt Collector', Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Aniaya 2 "Debt Collector", Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Regional
Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Regional
Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Regional
Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Regional
Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Regional
Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Regional
Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif DBD hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif DBD hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Regional
Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Regional
3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi 'Online' di Warung Kopi

3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi "Online" di Warung Kopi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com