MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi curhat di hadapan pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) soal susahnya mengajak orang lain untuk membangun Sumut.
Dia mengungkapkan, sampai saat ini, jika ada pihak yang diajaknya untuk sama-sama berbicara soal pembangunan Sumut, pasti selalu dikaitkan dengan upayanya untuk menjadi calon gubernur pada Pilkada 2024.
"Sangat sedikit pihak yang mau diajak untuk membangun Sumatera Utara. Nanti dikait-kaitkan sama 2024," kata Edy saat memberi arahan pada pelantikan pengurus APTISI Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, rumah dinas gubernur di Medan, Senin (10/1/2022).
Baca juga: Gubernur Edy Sebut 2 Warga Sumut Terpapar Omicron Tak Boleh Dipulangkan dari Jakarta Sebelum Bersih
Gubernur Edy meminta asosiasi tersebut turut mendorong pembangunan di Sumut.
Dia tidak mau harus terus bilang akan ada pertolongan Tuhan untuk memajukan Sumut.
"Masa Tuhan terus yang kita jadikan alasan. Semua sudah dikasih sama Tuhan, ada laut, ada gunung, tinggal kita mengelolanya," kata Edy.
Dia ingin para inteletual yang tergabung dalam asosiasi itu, mau dan mampu membangun Sumut bersamanya.
Bantuan dari para akademisi dan perguruan tinggi swasta yang ada di Sumut, menjadi salah satu hal yang paling penting.
Sebab, kata Edy, dia juga tak mau untuk terlalu mengandalkan pihak luar untuk membangun Sumut jika daerah ini memiliki talenta yang mumpuni.
Bahkan Edy menyinggung nama Gubernur DKI Anies Baswedan.
"Sama siapa lagi saya bicara? Apa harus kita tunggu orang dari Singapura, apa harus kita pilih orang dari Eropa sana, atau kita pinjam Anies Baswedan dari Jakarta? Nanti kalau sudah bagus kembalikan lagi, tentu tidak seperti itu," jelasnya.
Baca juga: Pemprov Sumut Balas Somasi Pelatih Biliar yang Dijewer Edy Rahmayadi
Edy menjelaskan, Indonesia akan memasuki bonus demografi, yang mana angka kelahiran Indonesia saat ini jumlahnya sekitar 5 juta per tahun. Angka tersebut sebanding dengan jumlah penduduk negara Singapura.
Sedangkan untuk Sumut, lanjutnya, angka anak muda dari umur 16 - 30 tahun berada di angka 45 persen.
"Bayangkan Pak, di tahun 2045 bonus demografi kita ini tidak dididik dengan baik, tak punya kemampuan, tak punya skill, bukan bonus demografi namanya, tapi penghancur demografi," ungkapnya.
Dalam arahannya, Edy Rahmayadi mengatakan, setiap tahun ada sekitar 60 ribuan mahasiswa yang lulus di Sumut.