Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelayaran KM Awu, Pengabdian demi Konektivitas (2)

Kompas.com - 20/12/2021, 16:41 WIB
Dheri Agriesta,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

WAINGAPU, KOMPAS.com - Para penumpang terlihat mengantre dengan rapi di dekat dapur yang terletak di lantai tiga KM Awu pada Rabu (15/12/2021) sore.

Di dekat pintu dapur, terlihat sebuah mesin pemindai yang dijaga seorang petugas.

Para penumpang wajib memindai barcode yang terdapat di tiket mereka sebelum mengambil kotak makan. Setelah itu, penumpang mengambil perlengkapan makan seperti sendok dan tisu.

Mereka lalu berbaris untuk mengambil kotak makanan berisi nasi dan lauk, minuman, dan buah-buahan untuk pencuci mulut.

Baca juga: Pelayaran KM Awu, Pengabdian demi Konektivitas (1)

Para penumpang KM Awu, seperti kapal besar yang melayani pelayaran multiport lainnya milik PT Pelni, memberikan jatah makan sebanyak tiga kali sehari untuk penumpang.

Para penumpang KM Awu biasanya memang melewati perjalanan yang panjang. Dari pelabuhan pertama di Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Barat, hingga pelabuhan terakhir di Kabupaten Alor, NTT, KM Awu menghabiskan waktu berlayar hampir tujuh hari.

Untuk tiket kelas ekonomi yang paling mahal di KM Awu senilai Rp 576.000. Tiket itu untuk perjalanan dari Pelabuhan Kumai-Pelabuhan Kalabahi.

Anak buah kapal saat membagikan makanan kepada penumpang KM Awu. Para penumpang mendapatkan fasilitas makan selama tiga kali sehari di kapal. KOMPASCOM/DHERI AGRIESTA Anak buah kapal saat membagikan makanan kepada penumpang KM Awu. Para penumpang mendapatkan fasilitas makan selama tiga kali sehari di kapal. KOMPASCOM/DHERI AGRIESTA
Chief Stewards KM Awu Sumarsono menjelaskan, cara mempersiapkan makanan bagi para penumpang.

Maklum, rata-rata tim di dapur harus menyiapkan makanan bagi ratusan hingga seribu penumpang.

"KM Awu ini standar penumpang 1.000, plus dispensasi paling banyak jadi 1.200. Tapi jarang, sejak PPKM ini dibatasi," kata Sumarsono saat berbincang di KM Awu, Rabu malam.

Kotak makanan pagi bagi penumpang akan dibagikan pada pukul 06.00-07.30 waktu setempat. Sementara makan siang pada pukul 11.30-13.00 waktu setempat.

Untuk makan malam, kata Sumarsono, dibagikan pada pukul 17.30-19.00 waktu setempat.

Baca juga: Prarekonstruksi Pembunuhan Ibu dan Bayi di Kupang, Tersangka Disoraki Warga

Biasanya, Sumarsono mendapat informasi jumlah penumpang dari kepala cabang Pelni yang disinggahi kapal sekitar satu jam sebelum berangkat.

Informasi ini juga bisa diakses secara online, sehingga ia memiliki data untuk mengatur tim mempersiapkan makanan.

Menurutnya, aktivitas di dapur bisa dimulai sekitar empat jam sebelum kotak makanan dibagikan, tergantung jumlah penumpang.

"Kita fleksibel, kita lihat estimasi jumlah penumpang, kalau penumpang itu ramai atau peak season, itu kita mulai jam tiga pagi," kata Sumarsono.

Di dapur KM Awu, terdapat lima orang yang bertugas menyiapkan makanan bagi penumpang dan anak buah kapal (ABK).

Mereka terdiri dari empat koki dan satu perakit masakan.

Baca juga: Cerita Haru Korban Kapal Karam di Johor Bahru: Nekat Merantau Demi Biayai Sekolah Anak

Tim di dapur lalu berbagi tugas menyiapkan bahan makanan, mengeluarkan beras dari gudang penyimpanan hingga memasaknya. Aktivitas di dapur ditargetkan selesai pukul enam pagi.

"Kalau makan siang biasanya kita mulai setengah delapan, bergerak semua koki, makan malam kita mulai gerak setengah tiga sore sampai jam lima, itu sudah clear," kata Sumarsono.

Meski memasak untuk ratusan hingga ribuan penumpang, lima orang di dapur KM Awu tak pernah merasa kewalahan.

"Alhamdulillah sampai saat ini, kita enggak pernah keteteran, karena kita sudah terbiasa melayani penumpang 900-1.200 kapasitas maksimal," jelas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com