MANADO, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Bitung mengeluarkan informasi potensi banjir pesisir di wilayah Sulawesi Utara (Sulut).
Informasi tersebut meliputi pesisir utara dan timur Sangihe, pesisir utara dan timur Talaud, pesisir timur Sitaro, dan pesisir Bitung.
Banjir pesisir atau banjir rob berpotensi terjadi mulai Sabtu ini (18/12/2021) sampai Rabu (22/12/2021).
Baca juga: 4 Daerah Sulut Berpotensi Banjir Rob hingga 22 Desember, Mana Saja?
Dari empat daerah ini, menurut BMKG, Sangihe dan Talaud berpotensi paling terdampak banjir rob.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Bitung Ricky Daniel Aror mengatakan, gelombang pasang yang berpotensi menyebabkan rob di masing-masing wilayah berbeda.
"Bervariasi tiap wilayah. Daerah yang paling terdampak diprakirakan berpeluang terjadi di pesisir utara Kepulauan Sangihe dan Talaud," kata Ricky lewat pesan singkat saat dikonfirmasi, Sabtu (18/12/2021).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sangihe Wandu Labesi mengatakan, hingga saat ini Sangihe masih status tanggap darurat bencana.
"Surat Keputusan (SK) tanggap darurat ini dikeluarkan Bupati Sangihe Jabes Gaghana selama 14 hari, tanggap darurat ini sampai pekan depan," katanya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/12/2021).
Wandu menjelaskan, tanggap darurat ini dikeluarkan pasca-bencana banjir rob pekan lalu.
Baca juga: Banjir Terjang 5 Kecamatan di Kabupaten Tangerang, Akibat Hujan hingga Banjir Rob
"Sangihe dilanda banjir rob saat itu, kejadiannya bersamaan dengan banjir rob di wilayah pesisir Kota Manado, Selasa (7/12/2021)," sebutnya.
Dijelaskannya, banjir rob kemarin terdampak di beberapa kecamatan, di antaranya Kecamatan Tahuna, Kecamatan Tabukan Utara, Kecamatan Tamako, dan Kecamatan Marore.
"Mengakibatkan sejumlah bangunan atau rumah warga dan infrastruktur lain rusak. Saat ini Pemerintah Daerah (Pemda) Sangihe masih memberikan bantuan kepada warga terdampak," jelas Wandu.
Dengan adanya informasi atau peringatan dini potensi banjir rob di beberapa wilayah di Sulut termasuk Sangihe, kata dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sangihe sudah mengimbau warga untuk waspada.
"Kalau masih juga kondisi seperti itu (terjadi banjir rob), kita akan perpanjang tanggap darurat dalam waktu 21 hari ke depan. Tapi mudah-mudahan sudah tidak terjadi kondisi seperti itu lagi," katanya.
Lanjut dia, terkait peringatan dini potensi banjir rob mulai 18-22 Desember 2021 ke depan, Pemkab Sangihe mengimbau warga yang bermukim di pesisir pantai untuk waspada potensi bencana yang bisa terjadi.
Baca juga: Banjir Rob Menerjang, Benarkah Gelombang Ekstrem Selalu Terjadi Tiap Akhir Tahun?
"Kita mengantisipasi dan mewaspadai sehingga kita bisa mencegah agar tidak ada korban jiwa mau pun infrastruktur yang rusak," harapnya.
Khusus nelayan, ia mengimbau agar lebih cermat melihat kondisi cuaca. "Kalau memang cuaca tidak bersahabat sebaiknya ditunda dulu melaut. Sehingga tidak ada hal-hal dikhawatirkan terjadi ketika kita sedang melaut," imbau Wandu.
Sebelumnya diberitakan, banjir pesisir berpotensi terjadi mulai 18-22 Desember 2021.
Kepala BMKG Maritim Bitung Andi Cahyadi mengatakan, adanya fase bulan purnama dan peningkatan gelombang laut dapat meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum yang lebih signifikan sehingga memicu banjir rob.
"Berdasarkan pantauan data water level, prediksi pasang surut, dan model gelombang laut (ocean forecast system), banjir pesisir berpotensi terjadi di wilayah pesisir Sulawesi Utara pada tanggal 18-22 Desember 2021," jelas Andi dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/12/2021).
Berdasarkan data BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Bitung, ada empat daerah yang berpotensi terjadi banjir rob, yakni di daerah Sangihe, Talaud, Sitaro, dan Bitung.
Baca juga: Banjir Rob Masih Menggenangi Sebagian Wilayah Banjarmasin
"Pesisir Utara dan Timur Sangihe, Pesisir Utara dan Timur Talaud, Pesisir Timur Sitaro, Pesisir Bitung," ujar Andi.
Dikatakanmya, potensi banjir pesisir diprediksi berlangsung dengan waktu yang berbeda di setiap wilayah.
"Kondisi ini secara umum dapat menggangu aktivitas harian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir. Seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta perikanan darat," sebutnya.
Dengan adanya potensi banjir rob tersebut, Andi mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga.
"Antisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta perhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG," pungkasnya.
Baca juga: Banjir Rob Terbesar dalam 3 Tahun Terakhir Landa Banyuwangi, Warga: Baru Kemarin Air Masuk Rumah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.