Ketua Paguyuban Pedang Kaki Lima (PKL) Setia Kawan Solo Baru Sudarsi (51) telah mendatangi Warung Tengkleng Bu Harsi.
Kedatangannya ini untuk melihat langsung permasalahan yang terjadi.
Darsi menerangkan, permasalahan ini muncul karena kurangnya komunikasi antara penjual dan pembeli.
Menurutnya, pembeli yang mendatangi warung Harsi menganggap harga yang tertera di spanduk adalah harga paten.
Di sisi lain, ungkap Sudarsi, Harsi tak menanyai keinginan pembeli terlebih dulu.
Baca juga: Kisah Viral Tengkleng Bu Harsi Dianggap Mahal, Paguyuban PKL Akan Bantu Buat Daftar Harga
"Permasalahannya ternyata si ibu ini tidak menanyai dulu pelanggan itu maunya porsi yang bagaimana, pas pesan langsung dibuatkan yang komplet ada pipi, otak dan lainnya. Ya benar jadi mahal," jelasnya, dikutip dari pemberitaan TribunSolo.com, Rabu (8/12/2021).
Usai Warung Tengkleng Bu Harsi jadi perbincangan di media sosial, Paguyuban PKL Setia Kawan Solo Baru coba memfasilitasi Harsi.
Darsi menyampaikan, paguyuban akan membantu Harsi untuk membuat daftar harga menu tengklengnya.
Ia juga meminta spanduk harga yang dipasang di depan warung untuk dicopot dan akan menggantinya dengan harga yang sesuai.
Darsi juga berharap agar Harsi memperhatikan penyajian dan kehigienisan makanan.
Selain itu, Darsi juga akan memasukkan Harsi ke dalam anggota paguyuban agar bisa mengetahui informasi dan perkembangan mengenai PKL.
Baca juga: Disebut Warganet Mahal, Berapa Harga Tengkleng Solo Bu Harsi?