Kini Suprihatin sudah dikuburkan di pemakaman umum desa.
Sumanto dan kedua anaknya dapat sewaktu-waktu mendatangi makam istri dan ibu mereka.
Kepada Kompas.com, Sumanto juga menyempatkan diri menyampaikan ungkapan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pemulangan jenazah istri dan ibu dari kedua anaknya.
Sumanto mengatakan, pihak Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Dinas terkait, pihak perwakilan pemerintah Indonesia di Taiwan, dan pihak agensi juga bersedia mengiringi kedatangan jenazah Suprihatin hingga ke rumahnya di Blitar.
"Kami sekeluarga mengucapkan banyak terima kasih," ujarnya.
Kini, tambah Sumanto, tersisa barang-barang berharga milik Suprihatin yang ternyata tidak ikut dikirim bersama pengiriman jenazah.
Baca juga: 5 Hari Tinggalkan Rumah, Seorang Kakek di Blitar Ditemukan Tewas Mengapung di Sungai
Barang-barang itu, antara lain buku tabungan, sertifikat tanah, dan surat nikah.
"Tidak tahulah itu nanti bagaimana, yang penting jenazah sudah pulang," ujar Sumanto.
Kabupaten Blitar adalah pemasok TKI terbesar di Jawa Timur setelah Ponorogo dan Banyuwangi.
Sebelum pandemi, setidaknya 5.000 warga Blitar berangkat ke luar negeri untuk bekerja.
Namun lembaga pemantau isu buruh migran seperti Migrant Care menyebutkan, jumlah riilnya bisa dua kali lipat dari angka yang tercatat.
Mayoritas dari TKI adalah kaum perempuan yang bekerja di sektor informal yaitu sebagai pembantu rumah tangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.