Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

"Children of Heaven" dari Baubau, Sulawesi Tenggara

Kompas.com - 24/11/2021, 21:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ke mana pengurus tukun tetangga, rukun warga, desa, atau kelurahan? Apakah menunggu kemarahan Menteri Sosial Tri Rismaharini?

Sebelum aparat dinas sosial setempat atau kelurahan bertindak, Kapolres Baubau AKBP Rio Tangkari sigap bergerak lebih dulu.

Tidak hanya sepasang sepatu untuk Nadia dan Rizky, Rio Tangkari juga memberi peralatan sekolah serta seragam.

Spirit Aditya Candra dari Sidoarjo

Berikutnya ini adalah kisah inspiratif dari Sidoarjo, Jawa Timur. Aditya Candra Glori Semesta, pelajar SMK kelas tiga, diam-diam menjadi pemulung tanpa sepengetahuan keluarganya. 

Usaha catering ibunya menurun tajam dihajar pandemi. Aditya tidak ingin membantu pemasukan keluarga dengan memulung. 

Aditya sengaja tidak memberi tahu keluarga. Ia khawatir keluarganya malu dan tidak mengizinkannya menjadi pemulung. 

Sepulang sekolah, dengan sepedanya, Adit menelusuri jalanan di Sidoarjo untuk mencari botol bekas. Jarak tempuh 10 kilometer dari rumah ke sekolah, sekalian dimanfaatkan Adit untuk mencari botol bekas.

Baca: Kisah Siswa SMK Diam-diam Memulung hingga Tepergok Orangtuanya di Jalan, Begini Reaksi Ibunya

Kebosanan Aditya saat sekolah daring dilampiaskan dengan mencari botol plastik bekas. Anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Ainur Rofik dan Yuliani ini bisa mendapatkan uang Rp 25 hingga Rp 32 ribu per minggu. Uang ini digunakan Aditya untuk keperluan sekolah.

Suatu hari, saat sedang memulung botol bekas di bawah fly over, ia tepergok oleh ibunya. Untungnya ibunya tidak marah meskipun sangat kaget mengetahui anaknya memulung.

Bagi Aditya, mencari kegiatan positif sembari membantu meringankan beban orang tua adalah kewajiban. Apalagi, cita-citanya ingin menebus ijazah SMP yang masih ditahan sekolah. Ia juga ingin memiliki laptop.

Ceritanya Aditya ini viral. Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo akhirnya membantu pengurusan keluarnya ijazah SMP milik Adit yang sempat tertahan dua tahun.

Keluarga menjadi pengobar semangat

Saya yakin di luar sana masih ada banyak "Nadia Blink, Rizky Blink, dan Aditya" yang lain. Beruntung jika masih punya orangtua.  

Berdasarkan pendataan UNICEF dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), hingga per 2 November 2021 terdapat 29.544 anak di seluruh Indonesia yang menjadi yatim, piatu, maupun yatim piatu selama pandemi Covid-19.

Jika dirinci, ada 16 ribu lebih anak yatim, 10 ribu lebih anak piatu, dan 1.399 anak yatim piatu. Baca: Hampir 30.000 Anak di Indonesia Kehilangan Orangtua akibat Covid-19

Covid tidak saja membuat semua aspek perekonomian terganggu tetapi juga mengubah nasib kehidupan keluarga.

Jika mengandalkan uluran tangan pemerintah pusat pasti lama. Ada urusan birokrasi yang berbelit dan keterbatasan anggaran. 

Oleh karena itu, partisipasi masyarakat atau kelompok tetangga terdekat perlu digalakkan.  Jika ada 10 keluarga saja di satu rukun tetangga yang bergantian membantu anak-anak yang butuh pertolongan, kita semua yakin kejadian di Baubau dan Sidoarjo tidak akan terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com