KUPANG, KOMPAS.com - Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Ribka Tjiptaning, meminta sejumlah pihak agar tidak memanfaatkan pandemi Covid-19 untuk kepentingan bisnis, termasuk PCR.
Ribka pun menyesalkan kebijakan pemerintah yang mewajibkan tes antigen dan PCR di wilayah Jawa dan Bali.
Menurutnya, dua wilayah itu memiliki mobilitas tinggi sehingga sangat bertolak belakang jika mewajibkan tes antigen dan PCR bagi warga.
Baca juga: Tes Acak PCR di Kulon Progo, 7 Siswa di 1 SD Positif Covid-19
"Yang mobilitasnya tinggi kan Jawa dan Bali tapi ya sudahlah karena peraturan seperti itu," kata Ribka usai menghadiri pelantikan pengurus Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) Daerah PDI-P NTT di Kota Kupang, Senin (15/11/2021).
Dia mengatakan, Covid-19 seharusnya tak dimanfaatkan pemerintah untuk meraup keuntungan.
Menurutnya, pemerintah hanya membuat alasan terkait potensi lonjakan Covid-19 demi menggencarkan tes PCR.
"Sebenarnya ini jangan dibuat alasan lagi sama pemerintah. Gara-gara libur Natal dan Tahun Baru, rakyat tidak disiplin maka ditemukan virus MU dan MZ, akhirnya kita harus ada lagi APD, pakai masker, PCR," kata dia.
Ia menuding adanya dugaan bisnis PCR ini melihat latar belakang Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang bukan dokter.
Budi diketahui pernah menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN.
Baca juga: Respons Ketua KPK soal Luhut dan Erick Thohir Dilaporkan karena Berbisnis PCR
"Dari dulu kan aku sudah tebak soal itu. Menteri Kesehatan ini kan mantan wakil menterinya Erick Thohir (menteri BUMN). Ditaruh jadi menteri kesehatan, padahal dia itu bukan dokter. Dia ekonom dan ahli nuklir, kenapa dipaksakan jadi menteri kesehatan," ujar Ribka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.