Namun, sejak motornya ditarik toko karena dirinya menunggak angsuran, Sanusi tak lagi mengojek.
Melalui proses yang panjang, orang banyak mengenal dirinya sebagai tukang mencarikan jodoh.
"Kalau perempuan, biasanya yang minta tolong ke saya orangtuanya. Minta tolong anaknya dicarikan jodoh," ujarnya.
Biro jodoh lewat HP
Sanusi tak menampik usaha jasa pencari jodoh tradisional seperti yang digelutinya lambat laun akan hilang.
Baca juga: Viral di TikTok, Ini Kisah Biro Jodoh Milik Sanusi di Blitar, Pertemukan 5 Pasangan Dalam 2 Bulan
Saat ini, orang bisa dengan mudah mencari pasangan. Ada banyak aplikasi di ponsel pintar yang bisa digunakan mencari jodoh.
"Katanya orang sekarang bisa cari jodoh lewat HP," ujar Sanusi yang buta huruf itu.
Meski begitu, Sanusi tak gentar. Ia punya banyak pengalaman dalam menjodohkan orang. Salah satu hal yang dipelajarinya adalah tentang adanya siklus "musim kawin".
Kata Sanusi, manusia juga terikat pada siklus alami musim kawin yang datang pada musim penghujan.
Atas dasar itulah, Sanusi memaksakan diri membuka biro jodoh sejak 2,5 bulan lalu menjelang datangnya "musim kawin".
(KOMPAS.com - Penulis: Kontributor Blitar, Asip Agus Hasani | Editor: Priska Sari Pratiwi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.