Kata Sanusi, mungkin perempuan cenderung gengsi kalau terang-terangan mencari jodoh.
Terkait status perkawinan, meski terdapat klien yang lajang, memang lebih banyak duda dan janda yang datang padanya untuk mencari jodoh.
"Perempuan yang satunya lagi itu, itu masih perawan umur 38 tahun. Dia sekarang masih kerja di Hongkong, tapi sudah waktunya pulang. Makanya minta dicarikan jodoh," tuturnya.
Sanusi mengaku sudah puluhan tahun memiliki "bakat" menjodohkan orang. Kata Sanusi, sejak dirinya pulang dari pengembaraan ke banyak daerah hingga di luar Pulau Jawa.
Pengalamannya itu membuatnya dapat berkomunikasi supel dengan orang dengan berbagai latar belakang usia dan status sosial.
Pengalamannya selama beberapa tahun menjadi tukang ojek di Pasar Kutukan, pasar tradisional sekitar 500 meter dari rumahnya, membuatnya memiliki banyak kenalan.
Baca juga: Ratusan Warga yang Terjaring Penyisiran Door to Door Ikuti Vaksinasi di Kota Blitar
Dari sanalah bakat membantu perjodohan itu muncul dan bekerja secara alami.
Ia akhirnya berhenti menjadi tukang ojek usai sepeda motor seken yang digunakan untuk bekerja sehari-hari ditarik pihak toko karena dirinya menunggak angsuran.
Melalui proses yang panjang, orang banyak mengenal dirinya sebagai tukang mencarikan jodoh.
"Kalau perempuan, biasanya yang minta tolong ke saya orangtuanya. Minta tolong anaknya dicarikan jodoh," ujarnya.
Biro jodoh lewat HP
Sanusi tak menampik bahwa "peran tradisional" sebagai pencari jodoh lambat laun mulai pudar.
Saat ini, orang dapat dengan mudah mencari jodoh menggunakan aplikasi yang ada di ponsel.
"Katanya orang sekarang bisa cari jodoh lewat HP," ujar Sanusi yang buta huruf itu.
Baca juga: Sosok Jenderal Andika Perkasa di Mata Keluarga di Blitar, Tetap Supel dan Sederhana meski Berpangkat
Namun pengalamannya dalam perjodohan, memberinya cukup banyak pengalaman. Salah satunya tentang adanya siklus "musim kawin".
Kata Sanusi, manusia juga terikat pada siklus alami musim kawin yang datang pada musim penghujan.
Atas dasar itulah, Sanusi memaksakan diri membuka biro jodoh sejak 2,5 bulan lalu menjelang datangnya "musim kawin".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.