Sementara terkait tingginya harga jagung yang tidak diikuti dengan naiknya harga telur dalam beberapa beberapa bulan terakhir, menurutnya lebih disebabkan dampak dari turunnya permintaan telur di pasaran akibat pandemi Covid-19.
Mantan Panglima TNI Itu mengatakan, situasi sulit yang dihadapi peternak terjadi pada bulan-bulan ketika terjadi ledakan kasus Covid-19 yang memaksa pemerintah memberlakukan PPKM darurat.
Beragam pembatasan kegiatan masyarakat selama PPKM darurat, ujarnya, membuat roda ekonomi masyarakat tersendat dan berdampak pada turunnya daya beli.
Baca juga: Pemkab Blitar Anggarkan Bantuan bagi 251 Anak Yatim akibat Covid-19, Masing-masing Dapat Rp 200.000
"Nah, sekarang dengan kondisi levelnya sudah bagus, level 1, level 2 ini, sekarang nanjak lagi harganya. sudah mencapai Rp 22.000 (per kilogram)," ujarnya.
Moeldoko berharap situasi pandemi yang memaksa pemerintah memberlakukan PPKM darurat tidak terulang lagi.
"Dan waktu itu sebenarnya bukan hanya peternak ayam petelur yang terdampak tapi juga semuanya terdampak," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.