Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanwil Kemenkumham DIY Temukan Kekerasan Terhadap Napi Dilakukan Petugas Lapas Narkotika

Kompas.com - 11/11/2021, 16:17 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kanwil Kemenkumham Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengakui adanya tindakan berlebihan yang dilakukan petugas Lapas Narkotika IIA Yogyakarta.

Hal itu diketahui setelah Kanwil Kemenkumham menarik 5 petugas lapas untuk dimintai keterangan.

"Beberapa mengakui melakukan tindakan berlebihan, ya kekerasannya ada. Ini jadi perhatian kami setelah dapat kritik kami buat aksi di lapas narkotika," kata Kepala Kanwil Kemenkumham DIY Budi Situngkir saat ditemui di kantor Kanwil Kemenkumham DIY, Kamis (11/11/2021).

Baca juga: Selidiki Dugaan Kekerasan terhadap Napi, Komnas HAM Datangi Lapas Narkotika Yogya

Namun, Budi enggan merinci tindakan kekerasan yang dilakukan oleh petugas termasuk tindakan sadis atau tidak.

Sebab, dia tidak terjun langsung dalam tim yang dibentuk oleh Kemenkumham.

"Saya belum bisa menyimpulkan karena tidak langsung jadi tim pemeriksa," kata dia.

Menurut dia, masih dalam melakukan pemeriksaan masih membutuhkan waktu, karena dalam melakukan pemeriksaan tidak bisa mengambil kesimpulan secara sepihak. Pemeriksaan harus dilakukan dengan meminta keterangan terlapor dalam hal ini petugas dan warga binaan.

"Pemeriksaan tidak bisa ambil kesimpulan dari terlapor atau petugas. Kami harus buktikan warga binaan. Bisa saja petugas tidak mengaku tetapi warga binaan ada, ini harus pelan-pelan butuh waktu. Kasih waktu ke kami," kata dia.

Dengan adanya pengakuan dari petugas lapas, Kanwil Kemenkumham DIY melakukan perubahan dengan memberikan arahan kepada para petugas Lapas Narkotika IIA Yogyakarta agar dalam melakukan pembinaan bisa dilakukan dengan cara-cara humanis.

"Oleh sebab itu ada beberapa petugas yang ditarik kami tempatkan supaya ada edukasi. Jajaran kanwil ada di sana melakukan edukasi, upgrade kembali mindsetnya harus humanis," jelas Budi.

Baca juga: Mantan Napi yang Diduga Alami Kekerasan di Lapas Narkotika Yogyakarta Capai Puluhan, Minta Perlindungan ke LPSK

Kepala Lapas Narkotika IIA Yogyakarta Cahyo Dewanto mengatakan, adanya laporan dari mantan warga binaan Lapas Narkotika IIA Yogyakarta ini merupakan koreksi baginya karena selama menyelenggarakan pembinaan, pengawasan, dan edukasi masih belum sempurna.

"Kami berusaha untuk menjadikan lapas narkotika pelayanan yang sempurna. Tapi di sini menunjukkan tidak ada kesempurnaan, dan ini koreksi yang membangun," kata dia.

Sementara itu pendamping pelapor Anggara Adiyaksa mengatakan, proses pemeriksaan terhadap terlapor tetap berjalan.

Pihaknya juga tidak melakukan pencabutan laporan Ombudsman Republik Indonesia (ORI).

"Tidak ada pencabutan laporan, mereka sudah bekerja. Kalau dicabut istilahnya kami bohong ya, jadi biar proses berjalan," ujar Anggara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com