KOMPAS.com – Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) saat ini tengah mengembangkan sagu parut kering (sapuring) di Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, untuk keperluan produksi pakan ternak ayam.
Selain ramah lingkungan, pengembangan sapuring juga berkontribusi dalam pengolahan lahan gambut di Indonesia.
Untuk mengembangkannya, BRGM bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDESMA) Rumbio Nusa Mandiri serta empat kelompok usaha ternak (KUT) yang ada di Desa Bagan Melibur, Desa Mayangsari, Desa Mekarsari, dan Desa Sungai Anak Kamal.
Program revitalisasi ekonomi BRGM melalui sapuring itu pun disambut antusias oleh Ketua Kelompok Usaha Ternak Desa Bagan Melibur, Sumari.
Baca juga: BRGM: Pejuang Gambut dan Mangrove Harus Diapresiasi dan Disejahterakan
Ia menerangkan, pada Oktober 2021, para peternak ayam mulai mencoba memberikan sapuring tersebut kepada hewan ternak.
“Tahap uji coba sapuring pertama kali ini masih bagus, nanti kan ada pengecekan pertumbuhan ayamnya maksimal atau tidak. Namun, saya berharap ke depannya bentuk sapuring yang halus ini bisa dibentuk seperti pakan ternak pur agar lebih tahan di tembolok dan ayam bisa lebih cepat kenyang,” harap Sumari.
Sementara itu, Kepala Seksi Bidang Industri dari Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Miftah menilai bahwa sapuring memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan.
“Kalau usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan industri kecil di situ pengolahan sapuringnya terus tumbuh, maka tidak menutup kemungkinan daerah tersebut bisa jadi sentra pakan ternak,” ujar Miftah.
Baca juga: BRGM Klaim Rehabilitasi PEN Mangrove Mampu Tingkatkan Penghasilan Masyarakat
Namun, lanjut dia, untuk bisa menjadi sentra pakan ternak, sebuah daerah harus mengikuti sejumlah kategori yang ada.
“Kalau di luar Pulau Jawa itu kana da 14 industri kecil menengah (IKM). Harapan kami beberapa kelompok terus muncul dan continue (berlanjut), sehingga bisa menjadi sentra industri. Ada tempat, gudang, ruang produksi, packing, dan pelatihan,” harapnya.
Agar para peternak bisa lebih mandiri, BRGM juga mendukung pelatihan manajemen bisnis pakan ternak sapuring dan pelatihan manajemen pemeliharaan ternak ayam dengan sapuring.
Termasuk juga pelatihan manajemen kesehatan ternak ayam, manajemen pemasaran pakan ternak sapuring, hingga manajemen pemasaran ternak ayam kampung unggul Balitbangan (KUB).
Baca juga: Lewat 3R, BRGM Berkomitmen Wujudkan Target Pengurangan GRK Indonesia
Kepala Kelompok Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat BRGM Didy Wurjanto menjelaskan, pelatihan pemasaran diberikan guna memastikan kegiatan yang diberikan BRGM bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Mereka tidak hanya bisa memproduksi tapi juga menemukan pasar dan mengelola keuangannya," ujar Didy.
Lebih lanjut, ia menekankan, bantuan ekonomi dan pelatihan dari BRGM untuk masyarakat sifatnya investasi jangka panjang dan bukan sekadar proyek.
"Ini penting, sekaligus memastikan keberlanjutan bantuan ekonomi BRGM dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lahan gambut," tegasnya.
Baca juga: Hari Sumpah Pemuda, BRGM Ajak Anak Bangsa Jaga Gambut dan Mangrove
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.