KULON PROGO, KOMPAS.com – Sebanyak enam warga terjangkit demam berdarah maupun demam berdarah dengue (/DBD) di Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam satu bulan belakangan.
Mereka berasal dari dua RT di Pedukuhan Kriyan.
Keenam kasus tersebut memang sudah sembuh setelah dirawat di rumah sakit belum lama ini.
“Empat kasus di RT 15 dan dua lagi di RT 16 Tapi mereka ini sudah pulang semua,” kata Dukuh (kepala dusun) Kriyan, Suradi Landung melalui telepon, Jumat (5/11/2021).
Baca juga: Sebanyak 26.541 Kader Kesehatan Dikerahkan Berantas DBD di Surabaya
Kasus baru kembali muncul di mana satu orang warga masuk rumah sakit dengan gejala mirip DBD, belum lama ini.
Mengantisipasi penambahan kasus, warga sepakat melakukan bersih massal serentak.
Mereka menguras semua bak penampungan di tiap rumah warga di RT terjangkit. Pasalnya, bak-bak penampungan ditemukan banyak jentik nyamuk.
“Karena positif jentik di bak penampungan warga, maka kita lakukan pengurasan. Dengan harapan tidak terjadi lagi,” kata Suradi.
Tidak hanya di rumah. Warga juga menargetkan pembersihan kebun-kebun kosong dan pekarangan yang pemiliknya kebanyakan tinggal di luar pedukuhan.
Baca juga: Kasus DBD di Palopo Capai 209, Terbanyak di Kecamatan Wara Timur
Pekarangan kumuh itu diduga tempat berdiam nyamuk. Bersih massal dilanjutkan dengan fogging di beberapa RT sejak Kamis (4/11/2021).
Fogging dan kerja bakti ini masih akan berlangsung hingga pekan depan.
Suradi mengungkapkan, upaya dilakukan mengingat peningkatan kasus demam berdarah muncul di awal-awal musim hujan belakangan ini
Selain itu, peningkatan kasus di pedukuhannya tidak hanya pada enam warga yang positif.
Terdapat tiga warga yang mengaku mengalami sakit dengan gejala serupa tapi belum berobat.
Menurut Suradi, warga mengantisipasi perkembangan kasus lebih awal.
“Mereka (tiga warga belum berobat) baru diduga ya,” kata Suradi.
“Satu kasus di antara tiga ini baru masuk (RS) kemarin, tapi belum tahu positif tidaknya DB. Hanya saja, kabar terakhir trombosit turun turun,” kata Suradi
Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo, Sri Budi Utami mengungkap kantornya telah memantau peningkatan DB dan DBD di Karangwuni sejak muncul kasus pertama pada 9 Oktober 2021.
Kasus ini terus bertambah hingga muncul enam penderita.
Penyelidikan epidemiologi di wilayah Kriyan mendapatkan hasil angka bebas jentik (ABJ) tergolong rendah sehingga terjadi penularan.
Baca juga: Data Kasus DBD di Cianjur, 2 Anak Meninggal Dunia
Dia mengimbau agar warga lebih waspada, terutama di masa awal musim hujan seperti sekarang.
“Kasus bisa meningkat, jika masyarakat tidak menggalakkan PSN (pemberantasan sarang nyamuk),” kata Sri Budi via pesan.
Penyakit DB/DBD di Kulon Progo sendiri telah mencapai 685 kasus di 2021. Penyakit ini juga sudah mengakibatkan tiga kasus kematian di tahun ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.