Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Ikut Program Infrastruktur Hijau, Jabar Ajukan Pembiayaan untuk 3 Sektor Ini

Kompas.com - 29/10/2021, 17:15 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan (Infraswil) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat (Jabar) Ady Rachmat mengatakan, pihaknya mengajukan tiga sektor pembiayaan dalam rangkaian program Green Infrastructure Initiative (GII) atau program infrastruktur hijau.

Adapun tiga sektor tersebut adalah pembiayaan pengelolaan air, pengolahan limbah dan sampah padat, dan transportasi publik perkotaan.

“Untuk pengelolaan air dan air limbah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar mengajukan pengelolaan limbah domestik di Sungai Citarum dan air minum atau sanitasi di Jabar Selatan,” ujar Ady, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (27/8/2021).

Untuk sektor transportasi, lanjut dia, Jabar akan mengajukan Light Rail Transit (LRT) dan Bus Rapid Transit (BRT) Metropolitan Bandung.

Baca juga: MTI: Proyek Kereta Cepat Krusial bagi Sektor Transportasi Publik

Sementara itu, sebut Ady, untuk limbah padat, Pemprov Jabar mengusulkan penanganan persampahan kawasan Metropolitan Rebana.

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menghadiri workshop bersama empat provinsi prioritas yaitu Jabar, Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), dan Bali. Kegiatan ini digelar Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Kemaritiman) dan tim penilai GII di Bandung, Rabu (27/10/2021).

“Kami ikuti rangkaiannya dengan mengikuti workshop dan juga tinjauan lapangan. Kegiatan workshop merupakan rangkaian praseleksi. Dari seleksi akan dipilih kandidat terkuat sebagai penerima bantuan dana dari GIZ,”ujar Ady.

Meski usulan-usulan tersebut belum mengerucut pada keputusan final, tetapi ia meyakini bahwa secara informal dari pihak Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) lebih condong mendorong Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

Baca juga: Antisipasi Banjir, BPBD Kabupaten Bekasi Pancang 3.000 Bambu di Tanggul Sungai Citarum

Alasannya, karena Citarum masuk dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018. Perpres ini berisi tentang Pengamanatan Revitalisasi Citarum Hingga 2025 dan problem terbesarnya sebagai air dengan limbah domestik.

“Jika lolos seleksi Pemprov Jabar harus melakukan kajian, persiapan konstruksi, kelembagaan, pengelola, dan pendampingan nonfisik,”ucap Ady.

Jabar masuk provinsi prioritas program GII

Jawa Barat sendiri termasuk dalam salah satu provinsi prioritas program infrastruktur hijau atau Green Infrastructure Initiative (GII). Program ini merupakan hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dengan lembaga ahli Jerman.

Baca juga: Mau Kualitas Hidup Meningkat? Bangun Infrastruktur Hijau

Adapun kerja sama tersebut ditandai dengan “Kick Off Steering Committee Meeting Jerman – Indonesia” yang dilakukan bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Kemaritiman) Republik Indonesia (RI) Luhut Binsar Pandjaitan secara virtual dari Makodam Jayakarta, Jakarta, Kamis (4/3/2021).

Sebagai tindak lanjut kerja sama itu, tim ahli GII yaitu Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) melakukan peninjauan di beberapa lokasi kawasan DAS Citarum, Kabupaten Bandung, Rabu (27/10/2021).

Peninjauan tersebut dipimpin Asisten Deputi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam pada Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Kemaritiman Mochamad Saleh Nugrahadi.

Tim ahli GII dan pihak Kemenko Kemaritiman mengunjungi empat titik DAS Citarum, yaitu kolam retensi Cieunteung Baleendah di sektor enam, Taman Wisata Desa atau Pembibitan Kertasari di sektor 23, Situ Cisanti di sektor satu Kertasari, dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpadu PT MCAB di Jalan Cisirung.

Baca juga: Proyek IPAL Bikin Jalan Rusak, Banjir, hingga Ganggu Usaha Warga, Wali Kota Pekanbaru Minta Maaf

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com