Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulas Kehidupan di Sisi Timur Ibu Kota Kerajaan Majapahit...

Kompas.com - 26/10/2021, 12:57 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

Istana menantu Raja Majapahit

Perkiraan lainnya adalah bahwa permukiman itu merupakan istana Bhre Wengker yang merupakan menantu Raden Wijaya, pendiri sekaligus raja pertama Majapahit.

“Ini sekarang kemungkinan adalah istana untuk Bhre Wengker atau Batara I Wangka. Menantu dari Raja Majapahit yang pertama, Raden Wijaya,” ujar dia.

Data ini memperkuat perkiraan bahwa di lokasi itu terdapat pendarmaan Mahesa Cempaka.

“Ini nyambung sebenarnya, andai kata benar bahwa yang didarmakan di situ adalah tokoh dari masa Singasari akhir (Mahesa Cempaka) dan yang memuliakan di situ adalah Raja Majapahit yang pertama, itu masih sambung. Masanya tidak terlalu jauh. Tapi tetap saja ini masih dugaan, belum bisa dipastikan,” kata dia.

Temuan yang mengarah pada istana Bhre Wengker itu adalah struktur bangunan yang ada di tengah lokasi itu yang memiliki luas 318 meter dan lebarnya 205 meter.

Memperluas serita di sisi timur Ibu Kota

Temuan Situs Kumitir itu memperluas kisah kehidupan di sisi timur Ibu Kota Kerajaan Majapahit.

Data arkeologis lainnya yang ada di sisi timur pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit adalah Candi Tikus dan Candi Bajangratu yang berbentuk gapura.

Candi Tikus dan Candi Bajangratu berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Lokasi candi ini berada di sebelah selatan temuan Situs Kumitir.

Ismail yang merupakan Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komda Jatim mengatakan, Candi Tikus merupakan bangunan suci yang menyimpan tempat pemurnian air.

Hal ini ditunjukkan oleh adanya bangunan besar yang dikelilingi oleh menara berbentuk lebih kecil yang memancarkan air.

Menurutnya, lokasi ini sebagai tempat pemurnian air yang mengalir dari arah selatan untuk dialirkan menuju kota praja. Salah satunya adalah untuk pengairan sawah warga.

Baca juga: Ini Temuan dari Struktur Kuno di Blitar yang Diduga Kompleks Bangsawan Era Majapahit

“Nah, di setiap menara itu ada lubangnya dan air bisa memancar dari lubang-lubang itu. Ini konteksnya adalah untuk memurnikan atau mensucikan air yang berasal dari wilayah selatan. Air dari wilayah selatan akan masuk ke areal Candi Tikus dan akan memancar sebagai bangunan suci dan airnya kemudian akan dibawa ke Kota Raja," ujar dia.

"Jadi fungsinya adalah sebagai bangunan suci untuk berbagai kepentingan. Untuk memurnikan air yang akan berdampak pada kesuburan pada pertanian yang ada di wilayah itu,” tambah dia.

Begitu juga dengan Candi Bajangratu yang berupa gapura dalam ukuran besar. Menurutnya, gapura itu semestinya menunjukkan komplek tertentu yang ada di baliknya.

Namun, komplek di balik gapura itu sudah hilang sehingga cerita tentang gapura itu tidak bisa diteliti lebih lanjut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com