Manajer Pertanian dan Pengembangan Agro Techno Park UB, Suyadi mengatakan, penggunaan teknologi ini lebih akurat dalam memprediksi kebutuhan nutrisi tanaman dari pada budidaya secara manual.
Sebab, budidaya secara manual dilakukan hanya dengan menggunakan insting.
Sedangkan, teknologi itu menggunakan perangkat sistem yang mampu mendeteksi kebutuhan air dan nutrisi tanaman.
Baca juga: Pemkot Malang Akan Datangi Lansia ke Rumahnya untuk Disuntik Vaksin
"Sehingga dengan teknologi itu kita tidak perlu secara manual memberikan nutrisinya. Bisa ditinggal untuk mengerjakan pekerjaan yang lain, karena secara otomatis akan menyalakan mesin drip dan mengaliri nutrisi ke media tanam sesuai dengan kebutuhan tanaman," katanya.
Karena kebutuhan air dan nutrisi sudah bisa dideteksi, air dan nutrisi yang dialirkan tidak akan kurang dan lebih.
"Sehingga tidak sampai terjadi kekurangan nutrisi. Karena jika kita manual, maka kita masih menggunakan insting saja kapan tanaman membutuhkan nutrisi," katanya.
Karena nutrisi yang stabil, teknologi itu dapat menghasilkan buah yang lebih berkualitas.
Saat ini, teknologi drip irrigation system atau sistem pengairan tetes itu dikembangkan untuk tanaman melon jenis rock, golden, dan honey.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.