"Kami sudah bertemu dengan stake holder, harapannya ini jadi gerakan bersama," kata pria yang akrab disapa Yono ini.
Dia mengaku prihatin, karena keberadaan tanaman tersebut di lereng Gunung Slamet terus berkurang.
"Memang sudah sangat susah menemukan tanaman ini di atas (lereng Gunung Slamet). Kalau kami lihat di atas, ada sisa-sisa aktifitas pengambilan, entaha siap kami tidak tahu," ungkap Yono.
Sementara itu, salah satu pegiat konservasi yang tergabung dalam Biodiversity Society Lilik Darmawan mengatakan, kantong semar merupakan bagian dari jaring kehidupan.
"Kalau tanaman itu hilang serangga akan melakukan invasi, karena tanaman itu memakan serangga. Kalau tanaman ini hilang berarti salah satu mata rantai akan hilang dan ekosistem akan terganggu," jelas Lilik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.