Salin Artikel

Melihat Konservasi Kantong Semar, Tanaman Langka Pemakan Serangga Endemik Gunung Slamet

BANYUMAS, KOMPAS.com - Mahasiswa Hukum Pecinta Alam (Mahupa) Universitas Wijayakusuma (Unwiku) Purwokerto mengonservasi kantong semar atau nepenthes adrianii, yaitu tanaman langka endemik Gunung Slamet.

Konservasi dilakukan di area lahan Baturraden Adeventure Forest (BAF) di Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sejak beberapa bulan yang lalu.

Pegiat Lingkungan dari Mahupa Rizqi Nurzamali mengatakan, keberadaan tanaman pemakan serangga di lereng Gunung Slamet ini hanya tersisa sekitar 2.600 pohon.

Kantong semar adrianii telah ditetapkan sebagai tanaman langka sejak sekitar tahun 2015.

"Karena hal itu menjadi alasan kami untuk melakukan konservasi," kata Rizki saat ditemui di tempat konservasi, Rabu (20/10/2021).

Rizki mengatakan, awalnya melakukan konservasi di green house sebanyak 300 bibit kantong semar.

Namun, seiring berjalannya waktu, sebagian di antaranya ada yang tidak berkembang dan mati.

Menurut dia, banyak kendala yang dihadapi. Salah satunya penyesuaian suhu, karena tanaman tersebut biasanya hidup di ketinggian antara 1.000 hingga 1.500 meter di atas permukaan laut (Mdpl).

"Itu hanya ada di Gunung Slamet, di gunung- gunung lain atau hutan-hutan lain tidak ada. Ini penting untuk menjadi ikon warga Banyumas bahwasannya di Gunung Slamet yang megah ini menjadi pintu gerbang flora di Jateng bagian barat, karena kantong semar jenis ini hanya ada di Gunung Slamet," ujar Rizki.

Rizki mengatakan, rencananya dalam waktu dekat ini akan mengembalikan kantong semar tersebut dari green house ke habitat aslinya.

Untuk tahap awal, ia dan kawan-kawan telah menanam sekitar lima pohon di hutan. Pohon tersebut akan dipantau dan apabila dapat berkembang dengan baik, maka akan dilanjutkan dengan penanaman massal.

Tanaman tersebut ditanam di tanah yang banyak mengandung humus. Lama-kelamaan tanaman akan naik dan merambat ke pohon di sekitarnya.

Menurut Rizki kantong semar merupakan tanaman unik. Tanaman ini memiliki kantung yang di dalamnya terdapat enzim.

"Salah satu fungsi enzimnya ini untuk membunuh serangga yang masuk ke dalam kantungnya. Sebenarnya ini adalah salah satu bentuk pertahanan dirinya, karena dia membutuhkan nutrisi untuk drinya," jelas Rizki.

Pegiat lingkungan yang mendampingi upaya konservasi Tri Agus Triono berharap, kegiatan penyelamatan flora tersebut dapat diikuti seluruh stake holder terkait.

"Kami sudah bertemu dengan stake holder, harapannya ini jadi gerakan bersama," kata pria yang akrab disapa Yono ini.

Dia mengaku prihatin, karena keberadaan tanaman tersebut di lereng Gunung Slamet terus berkurang.

"Memang sudah sangat susah menemukan tanaman ini di atas (lereng Gunung Slamet). Kalau kami lihat di atas, ada sisa-sisa aktifitas pengambilan, entaha siap kami tidak tahu," ungkap Yono.

Sementara itu, salah satu pegiat konservasi yang tergabung dalam Biodiversity Society Lilik Darmawan mengatakan, kantong semar merupakan bagian dari jaring kehidupan.

"Kalau tanaman itu hilang serangga akan melakukan invasi, karena tanaman itu memakan serangga. Kalau tanaman ini hilang berarti salah satu mata rantai akan hilang dan ekosistem akan terganggu," jelas Lilik.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/21/094947678/melihat-konservasi-kantong-semar-tanaman-langka-pemakan-serangga-endemik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke