Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

90 Ekor Burung dan Satwa Endemik Maluku Dilepasliarkan di TN Manusela

Kompas.com - 14/08/2020, 20:53 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku melepasliarkan sebanyak 90 ekor burung dan satwa endemi asal Maluku ke habitatnya di kawasan Taman Nasional Manusela, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat (14/8/2020).

Puluhan ekor burung dan satwa endemi yang dilepasliarkan itu terdiri dari 42 ekor kadal lidah biru, 27 ekor soa layar, delapan ekor kakatua maluku, sembilan ekor nuri maluku, empat ekor perkici pelangi.

Kepala Seksi wilayah II BKSDA Maluku yang juga Ketua Tim Pelepasliaran Satwa, Meity Pattipawael mengatakan, kawasan TN Manusela dijadikan sebagai lokasi pelepasliaran puluhan satwa tersebut karena kondisi hutan di wilayah itu masih asli dan terjaga dengan baik.

“Serta ada banyak sumber pakan yang sangat melimpah, selain itu lokasinya yang jauh dari pemukiman dan aktivitas manusia membuat satwa tersebut aman dari gangguan khususnya gangguan dari para pemburu liar,” kata Meity, kepada wartawan, Jumat malam.

Baca juga: Akhir Cerita Carol Marie, Penyelam Pertama yang Hilang di Teluk Ambon...

Dia menuturkan, dalam kegiatan itu, dua ekor burung kakatua maluku tidak ikut dilepasliarkan karena mengalami luka di bagian kaki dan satu ekor lagi mengalami gangguan di bagian sayapnya sehingga tidak bisa terbang dengan normal.

Dua ekor Kakatua Maluku itu saat ini kemudian dititipkan di pusat rehabilitasi satwa Masihulan di kawasan TN Manusela.

“Saat ini, kedua burung kakatua tersebut masih dalam pengawasan dan perawatan di PRS Masihulan, diharapkan sekitar lima hari ke depan kondisinya sudah sehat dan siap dilepasliarkan,” kata dia.

Masih ada puluhan burung dan satwa endemi Maluku yang masih berada di tempat penampungan satwa milik BKSDA Maluku di kawasan, Passo Ambon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com