DENPASAR, KOMPAS.com - Putu Wahyuni tak kuasa membandung air matanya. Tangisnya pecah ketika jemarinya bergerak mengusap wajah sang buah hati Lionel Adi Putra (8), untuk terakhir kali.
Sembari menggendong adik Lionel yang masih balita, Putu Wahyuni tampak terus terisak.
Bagaimana tidak, Putu Wahyuni kehilangan putra yang dicintainya dalam bencana gempa Bali, Sabtu (16/10/2021).
Sang anak yang masih berusia delapan tahun tewas setelah tertimbun longsoran bukit di rumahnya di Desa Trunyan, Kecamayan Kintamani, Bangli, Bali.
Baca juga: 3 Orang Tewas akibat Gempa Bali, Salah Satunya Balita
Sang ayah Dede Solihin Adi Putra juga tampak tak bisa menyembunyikan kepedihan hatinya.
Namun, Dede terlihat lebih tegar ketika berusaha menuturkan sosok buah hati yang dicintainya itu.
"Dia (Lionel Adi Putra) anak pertama dari tiga bersaudara, umurnya baru 8 tahun," kata Dede Solihin saat dijumpai usai pemulasaraan jenazah, Sabtu (16/10/2021).
Baca juga: Gempa Bali Hari Ini, Berikut Update Terbaru dari BMKG
Solihin bercerita, rumahnya di Desa Terunyan Kabupaten Bangli memang berada di lereng bukit.
Pada Sabtu (16/10/2021) dini hari, wilayah tersebut tiba-tiba diguncang gempa.
Sekitar pukul 04.00 Wita, bukit tersebut terlihat nyaris runtuh akibat gempa. Belum genap semenit kemudian, tiba-tiba terjadi longsor.
Seluruh anggota keluarga, kata dia, berusaha meyelematkan diri. Namun, tak semua anggota keluarganya bisa selamat dari gempa.
"Kami enam orang selamat, dua meninggal, termasuk anak saya. Almarhum sama bibinya mau menyelamatkan diri tapi kena runtuhan (dan meninggal)," kata dia.
Baca juga: Bali Terima Wisatawan Internasional, Banyuwangi Kebut Vaksinasi untuk Lindungi Warganya
Dede pun mengaku sangat terpukul atas kepergian sang anak.
Padahal sehari sebelum peristiwa itu, sang anak untuk pertama kali bersedia membantu ibunya berjualan di pasar.
Meski begitu, ia memilih tabah dan mengikhlaskan kepergian putra yang dicintainya.
Keluarga pun memutuskan untuk memakamkan jenazah Lionel Adi Putra di Kuburan Islam Panjer, tepatnya di Jalan Waturenggong, Denpasar sekitar pukul 13.45 Wita.
Sebelum proses pemulasaraan, jenazah tersebut dishalatkan di Masjid An-Nur Denpasar oleh pihak keluarga dan kerabatnya.
"Semoga diberikan tempat terbaik disisi-Nya," kata Solihin mendoakan sang anak.
Baca juga: Bali Diguncang Gempa M 4,8, Terparah di 2 Kabupaten, Warga Meninggal Tertimbun Reruntuhan
Sebelumnya, Kepala Basarnas Bali Gede Darmada mengatakan, terdapat tiga korban jiwa dan sejumlah korban luka akibat gempa tersebut.
Korban meninggal itu merupakan dua orang warga desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli yaitu Sri Wahyuni (28) dan seorang bocah lelaki bernama Lionel Adi Putra (8).
"Sedangkan satu orang lagi merupakan warga Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, yaitu Ni Luh Meriani berjenis kelamin perempuan usia 3 tahun," kata Darmada dalam keterangannya, Sabtu.
Tim SAR Gabungan dari unsur TNI/Polri, Pemerintah Daerah Provinsi Bali serta relawan masih melakukan pemantauan di wilayah Trunyan, Kintamani, Bangli.
Hingga saat ini, Darmada menegaskan belum ada lagi laporan tambahan korban jiwa akibat gempa yang berpusat di Karangasem tersebut.
"Tim rescue dari Pos SAR Karangasem bergerak ke salah satu rumah warga yang terdampak gempa di dusun Jatinuhu, Desa Ban, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, dan bersama unsur SAR lainnya memastikan kondisi aman dan tidak ada lagi korban jiwa," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.